Jumat, 28 Desember 2018

BANDUNG, SURGA PETUALANGAN RASA


Siapa yang tidak mengenal Bandung? Kota yang konon diciptakan Tuhan kala tersenyum ini memiliki banyak destinasi wisata, dari wisata alam semisal Tanguban Parahu, wisata belanja dengan menjamurnya distro, wisata budaya seperti Saung Angklung Mang Udjo, hingga wisata kuliner yang beragam dan memanjakan lidah. Tidak mengherankan Bandung akan dijejali para wisatawan domestik dan mancanegara, terutama pada akhir pekan dan liburan panjang seperti setiap akhir Desember menjelang pergantian tahun dan liburan Lebaran. Mereka mencari sensasi tersendiri dalam hal keunikan tempat wisata, serta keanekaragaman dan kekhasan kuliner di ibukota Periyangan ini.
Dari sudut pandang wisata kuliner, Bandung merupakan surganya jajan. Di semua sudut kota bermunculan tempat-tempat makan yang akan memanjakan lidah dan perut para pengunjung. Dari Dago Atas yang terkenal dengan kafe elit yang mengawinkan citarasa dan pemandangan indah Kota Bandung dari sudut pandang yang berbeda, sampai sentra-sentra jajanan yang menjamur di hampir semua pojok kota, seperti Jalan Riau, sekitaran Alun-Alun Bandung, Dago Bawah, dan lain sebagainya.
Hampir pada setiap masa selalu hadir makanan dan tempat jajan khas dari Bandung, mulai dari seblak, cuanki, comro, hingga kafe-kafe kekinian. Hal ini bisa dimafhumi karena Bandung merupakan kota kreatif sebagaimana Jakarta, Malang, Jogja, Bali, dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Apa saja makanan yang muncul dan kekinian di Bandung, selalu laku keras dikerubuti pencari kenikmatan lidah dan perut, hingga menjadi tren dan menyebar ke kota-kota lain. Selain memang karena harganya yang bersahabat, tapi juga karena keunikan dan kekhasan masing-masing makanan dan jajanan.
Nah, untuk lebih mengenal dekat kekayaan kulinernya, berikut serba-serbi sepuluh destinasi kuliner Bandung pilihan berdasarkan alfabetis:





1.      Aroma Koffie Faberik Bandung, Legenda Kopi Nusantara

Antrean panjang di depan Aroma Koffie Fabriek Bandung menjadi pemandangan sehari-hari.
 


Siapa yang tak kenal dan suka kopi? Minuman penggugah semangat dan pengusir kantuk ini telah menjadi idola di hampir semua kalangan. Di Indonesia, banyak wilayah dari Sabang sampai Merauke menjadi sentra penghasil kopi adiluhung di seantero jagad. Sebut saja kopi Gayo dari Aceh, Pulau Sumatera, kopi Toraja dari Sulawesi, sampai kopi luwak yang telah ditasbihkan sebagai salah satu kopi termahal di dunia perkopian.
Di Bandung, legenda kopi tersemat kepada Aroma Koffie Fabriek Bandoeng. Bagaimana tidak? Pabrik kopi yang telah berdiri sejak tahun 1930 ini setiap harinya selalu dikerumuni para penggemar kopi dari seluruh penjuru Indonesia. Para pencinta kopi tersebut rela antre lebih dari 30 menit bahkan berjam-jam pada akhir pekan demi ingin mencicipi nikmatnya kopi legendaris ini. Semua itu terbayar dengan aroma yang khas, dan tentu saja kenikmatan kopi yang tak tertandingi. Kedai yang berdiri di jajaran ruko di Jalan Banceuy No. 51, Braga, Kota Bandung, ini dalam websitenya www.kopiaroma.id bahkan menyebut tidak membuka cabang, tidak membuka toko daring, dan tidak melakukan jasa antar, untuk membuat stigma bahwa toko tersebut orisinil dan tiada duanya.
Kopi yang tersedia di toko ini hanya ada dua jenis: mokka arabika yang terkenal wangi, lembut, dan rendah kafein, serta robusta yang bercitarasa pahit, keras, dan tinggi kafein. Sesuai selera penikmat kopi dengan masing-masing aliran. Harganya pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp25.000,00 sampai Rp35.000,00 untuk setiap 250 gram kopi otentik dan legendaris ini. Anda tertarik? Bersiap-siaplah antre demi secangkir kopi jos yang takkan terungkap dengan kata-kata!
2.      Bancakan, Pilih Sendiri Sesuai Keinginan




Konsep prasmanan diciptakan untuk memanjakan penikmat makanan dalam mengambil dan memilih sendiri sesuai selera makannya. Prasmanan alias ambil sendiri ini telah banyak dipraktikkan di beberapa tempat makan ala Sunda, khususnya, dan di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Nah, di Kota Bandung ada destinasi wisata kuliner prasmanan ala Sunda yang sangat kondang, namanya Nasi Bancakan. Warung zadul yang terletak di Jalan Trunojoyo Nomor 62, Citarum, Kota Bandung, ini menawarkan beragam menu masakan khas Sunda. Menu yang bisa dipilih sendiri oleh pengunjung di antaranya: nasi merah, nasi timbel, nasi liwet, berbagai sayuran dan urap, lauk dari pepes ikan sampai olahan ayam, hingga berbagai menu rumahan lainnya. Hal yang menarik adalah sambal yang disediakan lebih dari llima macam, mulai dari sambal ijo, sampai sambal terasi. Semua boleh diisi ulang sepuasnya. Keunikan lainnya adalah semua piring dan gelas yang digunakan menggunakan piring zadul yang terbuat dari seng, atau ada yang mengatakan “piring-gelas penjara”. Benar-benar serasa makan di rumah sendiri!
3.      Cuanki Serayu Memang Ayu

 


Cuanki konon berasal dari akronim “cari uang jalan kaki”. Menurut legenda lokal, sejak dahulu kala penjual cuanki “harus” berjalan kaki dalam menjajakan dagangannya. Meski di zaman milenial sekarang ini banyak kita temui penjaja cuanki yang menjual dagangannya menggunakan sepeda, sepeda motor, bahkan membuka lapak/kedai yang menetap. Seperti cuanki Serayu ini. Warung yang berada di Jalan Serayu No. 2, Cihapit, Kota Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung, baik di hari biasa apalagi di akhir pekan. Antrean panjang seperti menjadi pemandangan biasa. Bahkan di akhir pekan (Sabtu dan Minggu), antrean bisa mengular sampai menutupi jalan. Penggemarnya pun tak hanya dari Bandung, banyak yang menjadi pelanggan setia cuanki Serayu berasal dari luar kota, baik Jakarta, Bogor, bahkan luar Pulau Jawa. Ini bisa dibuktikan dengan berjubalnya lahan parkir dengan kendaraan berplat nomor bukan D.
Mengapa orang-orang rela antre demi semangkok cuanki? Jawabannya bisa beragam dan debatable, tapi citarasa cuanki Serayu tak bisa membohongi lidah dan sukma. Dengan harga yang sangat bersahabat, kenikmatan cuanki Serayu tak tertandingi. Lazimnya, saat kita makan seporsi bakso tahu cuanki, ada rasa aneh yang tertinggal di saraf indera pengecap kita. Namun, di cuanki Serayu tidak demikian. Rasanya benar-benar memanjakan lidah kita, tanpa ada perasaan janggal yang tertinggal di permukaan lidah.
4.      Donat Madu Cihanjuang, Manisnya Pasti Terkenang

 


Kudapan satu ini sudah tidak asing lagi di telinga kita: donat. Kue berbentuk bola-bola kecil berlubang di tengahnya ini berasal dari kata “doughnut”.  Makanan ringan yang aslinya berasal dari daratan Eropa ini sudah lama menjadi camilan teman ngopi dan ngeteh di waktu senggang. Bahkan di tempat asalnya, donat menjadi makanan wajib di kala sarapan.
Salah satu donat yang terkenal di Kota Bandung adalah Donat Madu Cihanjuang. Cihanjuang telah lama menjadi kata kunci dan rujukan bagi pencinta donat di Bandung dan sekitarnya.
Donat Madu Cihanjuang terletak di Jalan Cikutra No. 100 Bandung. Jajanan yang satu ini ada sejak 2010, dimulai dari lapak di Jalan Cihanjuang, Cimahi, menyebar dan menggurita sampai lebih dari 90 outlet di Bandung dan sekitarnya, bahkan di luar Kota Bandung. Dengan rasa yang khas dan topping yang unik, donat ini dibanderol dengan harga Rp5.500,00 per biji, sebuah harga yang sebanding dengan rasanya. Mau coba? Hati-hati ketagihan.

5.      Es Krim Rasa, Bernostalgia dalam Citarasa




Jika Anda hendak menyelami sejarah Bandung sembari menikmati citarasa kuliner zadul, es krim Rasa wajib masuk daftar kunjungan. Restoran ala zaman Belanda ini terletak di Jalan Tamblong, Kota Bandung. Es Krim Rasa bernama asli Hazen Shop & Café yang dibangun tahun 1936 ini kemudian berpindah kepemilikan dan berganti nama menjadi Rasa Bakery & Cafe.
Tempat yang terkenal akan es krimnya ini menawarkan beragam pilihan entrée, main course dan dessert. Dari mulai penganan ringan hingga makanan berat tersebut dapat dinikmati dari kisaran harga Rp30.000,00 sampai dengan Rp50.000,00 per porsi. Tak lupa kukis dan beragam kue basah siap memanjakan lidah. Es krim Rasa pun menyediakan versi kemasan modern sehingga praktis untuk Anda bawa pulang sebagai buah tangan keluarga tercinta di rumah.





6.      Farmhouse, Berselfie Sembari Memanjakan Lidah

 


Bandung sudah lama menjadi destinasi wisata, baik wisata alam maupun wisata swafoto. Salah satu objek yang menjadi andalan berswafoto ria adalah Farmhouse. Destinasi yang terletak di Lembang ini menyajikan tempat-tempat yang ikonik dan eye cathing untuk berfoto, baik sendirian maupun beramai-ramai dengan kerabat dan sahabat. Selain menjadi tujuan selfie, Farmhouse juga dilengkapi dengan jajaran kuliner yang siap memanjakan lidah Anda. Salah satunya adalah nasi goreng dengan campuran susu kambing dan berbagai olahan beragam susu khas dataran tinggi Lembang.
Objek wisata yang tepatnya beralamat di Jalan Raya Lembang Nomor 108, Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung. Wisatawan yang biasanya rombongan bus dari luar kota, selalu berbondong-bondong datang dan pergi, keluar-masuk Farmhouse. Mereka berebut dan antre swafoto di titik-titik favorit, salah satunya adalah rumah Hobbit yang terkenal via layar lebar. Di Farmhouse juga terdapat mini zoo yang akan menjadi tempat bermain yang asyik bagi buah hati para pengunjung.
Setelah capai berkeliling swafoto dan menikmati sejuknya udara Lembang, pengunjung bisa menikmati berbagai sajian kuliner di sana. Tentu saja yang paling familiar adalah berbagai macam olahan susu khas Lembang, di antaranya susu segar, yoghurt, hingga keju. Dengan perpaduan keindahan, kesejukan, dan kesegaran di Farmhouse, pengunjung mendapatkan kesehatan jiwa dan raga, lidah dimanja sekaligus cuci mata.
7.      Gorengan Cendana, Cemilan Sederhana Tiada Dua




Ini gorengan bukan sembarang gorengan, tapi ini gorengan cendana. Gorengan yang berdiri sejak 1977 ini telah menjadi ikon dalam dunia kuliner proletariat di Kota Bandung. Lapak yang berjualan sejak pukul 15.00 sampai 20.00 WIB ini menyajikan berbagai jenis camilan berbahan dasar tepung. Di gerobak yang berada di ruas Jalan Bengawan, Bandung, tepatnya di perempatan lampu lalu lintas Taman Pramuka, ini dijual beberapa makanan yang akrab menjadi teman minum teh atau kopi, antara lain pisang goreng, tahu isi (gehu), comro, tempe goreng/mendoan, bala-bala, gorengan kacang hijau, dan molen. Citarasa yang ditawarkan gorengan ini tidak seperti gorengan lainnya. Harganya pun sangat bersahabat di kantong. Hal-hal inilah yang menjadi alasan kuat penggemar gorengan rela antre demi gorengan yang lezat memanjakan lidah ini. Bahkan pada saat ngabuburit pada Bulan Ramadhan, di depan gorengan Cendana dipastikan antrean memanjang, sampai-sampai berakibat macet.


8.      H. Isan, Rasa Batagornya Tak Terlupakan

 


Kuliner baso tahu goreng—alias batagor—memang tidak lepas dari hidangan khas Kota Kembang. Salah satu batagor yang masih eksis dari zaman baheula adalah H. Isan. Di samping batagor-batagor lain yang menawarkan rasa prima namun dengan harga yang lumayan mahal, batagor H. Isan melenggang dengan rasa dan harga yang terjangkau. Dibanderol dengan harga Rp15.000,00 per porsi, batagor H. Isan menawarkan beragam komposisi menu. Selain batagor dengan bumbu kacang, Anda dapat menikmati batagor kuah, mie bakso dan yamin, plus potongan kelezatan yang tiada tara. Warung batagor yang berdiri sejak tahun 1970-an ini  tersebar di berbagai titik di Bandung. Dari sudut di Jalan PHH. Mustofa, Cikutra, sampai di setiap sudut kota Bandung yang strategis, Anda akan menemukan batagor H. Isan. Cukup buka aplikasi navigasi lalu meluncurlah ke salah satunya. Dan besiaplah menyeruput kuah batagor nan gurih di Bandung sehabis diguyur hujan. Lekker pisan euy!




9.      Ibu Imas, Warteg A la Sunda



 



Berkeliling di Kota Bandung membuat perut cepat berontak. Di kala lapar dahaga melanda, Warung Ibu Imas adalah pilihan tepat. Kedai yang berada di Jalan Balong Gede dekat dengan Alun-Alun Bandung ini selalu ramai diserbu konsumen, terutama di waktu makan siang dan makan malam. Beragam pilihan menu a la Sunda dapat anda nikmati di sini. Dari mulai sayuran, daging, pepes, dan tak lupa lalapan juga sambal khas Ibu Imas menunggu anda cicipi. Satu hal yang spesial di warteg A la Sunda ini adalah karedok leunca pedas menggoda. Ssst… ada menu rahasia yang hanya pegawai dan Anda saja yang tahu. Pesanlah sop kikil yang tidak ada di menu. Segera semangkuk panas terhidang di depan Anda dengan bawang goreng dan potongan kikil lembut siap Anda lumat. Jangan khawatir kehabisan karena dari sekian banyak Warung Ibu Imas di sepanjang jalan Balong Gede, ada satu warung yang buka 24 jam!





10.  Jando, Sate Lemak Terenak

 


Sate menjadi makanan favorit di seluruh penjuru Nusantara. Makanan berbahan dasar daging ayam, sapi, maupun kambing ini sudah lama menjadi idola di kalangan penikmat kuliner.
Jando di dalam bahasa Sunda berarti lemak. Kata ini melekat bukan tanpa makna. Sate jando yang membuka lapak di Jalan Diponegoro ini memang penuh dengan lemak di setiap lilitan daging sapi pilihan. Sate yang hanya buka pada siang hari di sekitaran Gasibu Bandung ini selalu dipadati penikmat kuliner panggangan daging. Walaupun terletak di pinggir jalan, tepatnya di belakang Gedung Sate Bandung, tidak mengurangi antusias para pembeli. Suatu keasyikan tersendiri ketika kita makan bercengkrama di pinggir jalan, berkursikan plastik sambil larak-lirik sama mojang Bandung yang cantik nan geulis pisan. Awas, bumbu sate perpaduan bumbu pecel dan jeruk nipis di sate jando tumpah di celana!





Tips Berkeliling Surga Kuliner di Bandung
Jika Anda hendak merasakan pengalaman tabula rasa di surganya kuliner, jelajahilah Bandung! Kota yang menyajikan kecantikan lanskap pegunungan, dilengkapi dengan indahnya kota apalagi kala malam hari rembulan terang benderang, disempurnakand dengan sajian wisata kuliner yang tiada duanya dan tak ada hentinya. Berikut tips dan trik mudah dalam menjelajahi petualangan rasa wisata kuliner Bandung:
1.      Sesuaikan budget di kantong.
Jika Anda pekerja kantoran dan sedang di awal bulan, bolehlah sekali-kali memanjakan lidah dengan makanan yang tak biasa. Bisa dicoba seporsi es krim “Rasa” yang harganya tak biasa, atau bahkan mencoba kafe-kafe yang menjamur di bilangan Dago Atas, yang tak hanya menyodorkan kuliner khas, juga menyajikan pemandangan Kota Bandung dari sudut pandang yang berbeda.
Atau Anda sedang bokek di akhir bulan? Tenang, ada pilihan gorengan Cendana yang harganya bersahabat dengan kantong. Pilihannya pun tak monoton, ada yang gurih asin ada juga yang manis. Pokoknya, sesuaikan isi kantong Anda dengan jelajah kuliner apa yang ingin Anda rasakan.
2.      Cari informasi detail sebelum penjelajahan dimulai.
Di era serba digital seperti sekarang ini, semua hal bisa dicari hanya dengan mengandalkan ujung jari. Ya, hanya dengan bermodalkan gawai, Anda bisa mencari tahu seribu satu hal tentang kuliner di Bandung. Sudah banyak review atau sekadar cuap-cuap warganet dan juga blogger mengenai surga kuliner di Bandung. Seperti yang sedang Anda nikmati saat ini. Dengan mencari tahu terlebih dahulu, Anda tak perlu was-was tentang makanan yang akan Anda cicipi. Selamat berselancar di dunia maya dan berlanjut di surga kuliner Bandung!
3.      Urutkan rencana perjalanan kuliner dengan matang.
Dengan makin ramainya pemberitaan dan review mengenai Kota Bandung, maka semakin ramai pula lalu lintas Bandung. Hal ini berakibat macet terjadi kapan pun, di mana pun. Bisa dipastikan, akhir pekan di Kota Bandung akan dihiasi dengan kemacetan di mana-mana, terutama di pusat-pusat wisata, perbelanjaan, hingga surga kuliner di Bandung. Oleh karena itu, perlu dibuat perencanaan yang matang dalam menjelajahi wisata kuliner Bandung. Tentu saja agar hal ini tidak membuat waktu kita terbuang sia-sia, serta lidah dan perut kita terpenuhi dahaga akan kuliner yang tak terlupakan.
4.      Nikmati bersama dengan orang terkasih.
Menikmati citarasa kuliner Bandung tak akan lengkap jika tidak ditemani orang terkasih. Dengan adanya orang terkasih di samping kita, akan semakin membuat makanan dan jajanan yang dinikmati akan semakin berkesan dan membekas di indera pengecap dan memori kita. Bersama dengan orang terkasih pula, kita bisa berbagi rasa dan berdiskusi tentang aneka macam sajian kuliner yang ada di Kota Bandung.
5.      Last but not the least, dokumentaskan!
Terakhir, foto dan dokumentasikan penjelajahan kuliner di Bandung. Bagikan pengalaman Anda dalam menikmati destinasi kuliner di ibukota Jawa Barat ini. Biarkan warganet di Instagram, Twitter, Facebook, bahkan Youtube, ikut merasakan kenikmatan yang Anda rasakan.




















BIODATA PENULIS
1.      Nama                                       : Mustofa, S. Hum.
2.      Tempat, Tanggal Lahir            : Jepara, 18 Agustus 1982
3.      Alamat sesuai KTP                  : Kp. Petelan No. 907, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang
4.      Alamat Domisili                      : Kompleks DU No. F20C, Bumi Asri 3, Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung
5.      Pekerjaan                                 : Guru SMP-SMA Pribadi Bilingual Boarding School
6.      No. KTP                                  : 33740318088820001
7.      No. HP                                    : 081210535182
8.      Alamat Email                          : lailymustov@gmail.com
9.      Nomor Rekening                     : Bank BNI Syariah 0582676836 atas nama Mustofa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Memorable Day At BloggerDay 2019 Bandung: dari Trans Studio hingga Crowne Plaza!

Habis Friday pastilah Saturday Pas Saturday bersama yang tersayang Dapat undangan dari BloggerDay Bikin hati girang melayang-layang...