Siapa yang tidak mengenal Bandung? Kota yang konon diciptakan Tuhan kala
tersenyum ini memiliki banyak destinasi wisata, dari wisata alam semisal
Tanguban Parahu, wisata belanja dengan menjamurnya distro, wisata budaya
seperti Saung Angklung Mang Udjo, hingga wisata kuliner yang beragam dan
memanjakan lidah. Tidak mengherankan Bandung akan dijejali para wisatawan
domestik dan mancanegara, terutama pada akhir pekan dan liburan panjang seperti
setiap akhir Desember menjelang pergantian tahun dan liburan Lebaran. Mereka mencari
sensasi tersendiri dalam hal keunikan tempat wisata, serta keanekaragaman dan kekhasan
kuliner di ibukota Periyangan ini.
Dari sudut pandang wisata kuliner, Bandung merupakan surganya jajan. Di
semua sudut kota bermunculan tempat-tempat makan yang akan memanjakan lidah dan
perut para pengunjung. Dari Dago Atas yang terkenal dengan kafe elit yang
mengawinkan citarasa dan pemandangan indah Kota Bandung dari sudut pandang yang
berbeda, sampai sentra-sentra jajanan yang menjamur di hampir semua pojok kota,
seperti Jalan Riau, sekitaran Alun-Alun Bandung, Dago Bawah, dan lain
sebagainya.
Hampir pada setiap masa selalu hadir makanan dan tempat jajan khas dari
Bandung, mulai dari seblak, cuanki, comro, hingga kafe-kafe kekinian. Hal ini
bisa dimafhumi karena Bandung merupakan kota kreatif sebagaimana Jakarta,
Malang, Jogja, Bali, dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Apa saja makanan
yang muncul dan kekinian di Bandung, selalu laku keras dikerubuti pencari
kenikmatan lidah dan perut, hingga menjadi tren dan menyebar ke kota-kota lain.
Selain memang karena harganya yang bersahabat, tapi juga karena keunikan dan
kekhasan masing-masing makanan dan jajanan.
Nah, untuk lebih mengenal dekat kekayaan kulinernya, berikut serba-serbi
sepuluh destinasi kuliner Bandung pilihan berdasarkan alfabetis:
1.
Aroma Koffie
Faberik Bandung, Legenda Kopi Nusantara
Antrean panjang di depan Aroma Koffie Fabriek Bandung menjadi pemandangan sehari-hari.
|
Siapa yang tak kenal
dan suka kopi? Minuman penggugah semangat dan pengusir kantuk ini telah menjadi
idola di hampir semua kalangan. Di Indonesia, banyak wilayah dari Sabang sampai
Merauke menjadi sentra penghasil kopi adiluhung di seantero jagad. Sebut saja
kopi Gayo dari Aceh, Pulau Sumatera, kopi Toraja dari Sulawesi, sampai kopi luwak
yang telah ditasbihkan sebagai salah satu kopi termahal di dunia perkopian.
Di Bandung, legenda
kopi tersemat kepada Aroma Koffie Fabriek Bandoeng. Bagaimana tidak? Pabrik
kopi yang telah berdiri sejak tahun
1930 ini setiap harinya selalu dikerumuni para penggemar kopi dari seluruh
penjuru Indonesia. Para pencinta kopi tersebut rela antre lebih dari 30 menit bahkan
berjam-jam pada akhir pekan demi ingin mencicipi nikmatnya kopi legendaris ini.
Semua itu terbayar dengan aroma yang khas, dan tentu saja kenikmatan kopi yang
tak tertandingi. Kedai yang berdiri di jajaran ruko di Jalan Banceuy No. 51,
Braga, Kota Bandung, ini dalam websitenya www.kopiaroma.id bahkan menyebut tidak membuka cabang, tidak membuka toko
daring, dan tidak melakukan jasa antar, untuk membuat stigma bahwa toko
tersebut orisinil dan tiada duanya.
Kopi yang tersedia
di toko ini hanya ada dua jenis: mokka arabika yang terkenal wangi, lembut, dan
rendah kafein, serta robusta yang bercitarasa pahit, keras, dan tinggi kafein. Sesuai
selera penikmat kopi dengan masing-masing aliran. Harganya pun sangat
terjangkau, berkisar antara Rp25.000,00 sampai Rp35.000,00 untuk setiap 250 gram
kopi otentik dan legendaris ini. Anda tertarik? Bersiap-siaplah antre demi
secangkir kopi jos yang takkan terungkap dengan kata-kata!
2.
Bancakan, Pilih Sendiri Sesuai Keinginan
Konsep prasmanan
diciptakan untuk memanjakan penikmat makanan dalam mengambil dan memilih
sendiri sesuai selera makannya. Prasmanan alias ambil sendiri ini telah banyak
dipraktikkan di beberapa tempat makan ala Sunda, khususnya, dan di beberapa
wilayah lain di Indonesia.
Nah, di Kota
Bandung ada destinasi wisata kuliner prasmanan ala Sunda yang sangat kondang,
namanya Nasi Bancakan. Warung zadul yang terletak di Jalan Trunojoyo Nomor 62,
Citarum, Kota Bandung, ini menawarkan beragam menu masakan khas Sunda. Menu
yang bisa dipilih sendiri oleh pengunjung di antaranya: nasi merah, nasi
timbel, nasi liwet, berbagai sayuran dan urap, lauk dari pepes ikan sampai
olahan ayam, hingga berbagai menu rumahan lainnya. Hal yang menarik adalah
sambal yang disediakan lebih dari llima macam, mulai dari sambal ijo, sampai
sambal terasi. Semua boleh diisi ulang sepuasnya. Keunikan lainnya adalah semua
piring dan gelas yang digunakan menggunakan piring zadul yang terbuat dari
seng, atau ada yang mengatakan “piring-gelas penjara”. Benar-benar serasa makan
di rumah sendiri!
3.
Cuanki Serayu Memang Ayu
Cuanki konon berasal
dari akronim “cari uang jalan kaki”. Menurut legenda lokal, sejak dahulu kala
penjual cuanki “harus” berjalan kaki dalam menjajakan dagangannya. Meski di
zaman milenial sekarang ini banyak kita temui penjaja cuanki yang menjual dagangannya
menggunakan sepeda, sepeda motor, bahkan membuka lapak/kedai yang menetap.
Seperti cuanki Serayu ini. Warung yang berada di Jalan Serayu No. 2, Cihapit,
Kota Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung, baik di hari biasa apalagi di
akhir pekan. Antrean panjang seperti menjadi pemandangan biasa. Bahkan di akhir
pekan (Sabtu dan Minggu), antrean bisa mengular sampai menutupi jalan.
Penggemarnya pun tak hanya dari Bandung, banyak yang menjadi pelanggan setia
cuanki Serayu berasal dari luar kota, baik Jakarta, Bogor, bahkan luar Pulau
Jawa. Ini bisa dibuktikan dengan berjubalnya lahan parkir dengan kendaraan
berplat nomor bukan D.
Mengapa orang-orang
rela antre demi semangkok cuanki? Jawabannya bisa beragam dan debatable, tapi citarasa cuanki Serayu
tak bisa membohongi lidah dan sukma. Dengan harga yang sangat bersahabat,
kenikmatan cuanki Serayu tak tertandingi. Lazimnya, saat kita makan seporsi
bakso tahu cuanki, ada rasa aneh yang tertinggal di saraf indera pengecap kita.
Namun, di cuanki Serayu tidak demikian. Rasanya benar-benar memanjakan lidah kita,
tanpa ada perasaan janggal yang tertinggal di permukaan lidah.
4.
Donat Madu Cihanjuang, Manisnya Pasti Terkenang
Kudapan satu ini
sudah tidak asing lagi di telinga kita: donat. Kue berbentuk bola-bola kecil
berlubang di tengahnya ini berasal dari kata “doughnut”. Makanan ringan
yang aslinya berasal dari daratan Eropa ini sudah lama menjadi camilan teman ngopi dan ngeteh di waktu senggang. Bahkan di tempat asalnya, donat menjadi
makanan wajib di kala sarapan.
Salah satu donat
yang terkenal di Kota Bandung adalah Donat Madu Cihanjuang. Cihanjuang telah
lama menjadi kata kunci dan rujukan bagi pencinta donat di Bandung dan
sekitarnya.
Donat Madu
Cihanjuang terletak di Jalan Cikutra No. 100 Bandung. Jajanan yang satu ini ada
sejak 2010, dimulai dari lapak di Jalan Cihanjuang, Cimahi, menyebar dan
menggurita sampai lebih dari 90 outlet di Bandung dan sekitarnya, bahkan di
luar Kota Bandung. Dengan rasa yang khas dan topping yang unik, donat ini
dibanderol dengan harga Rp5.500,00 per biji, sebuah harga yang sebanding dengan
rasanya. Mau coba? Hati-hati ketagihan.
5.
Es Krim Rasa, Bernostalgia dalam Citarasa
Jika Anda hendak
menyelami sejarah Bandung sembari menikmati citarasa kuliner zadul, es krim
Rasa wajib masuk daftar kunjungan. Restoran ala zaman Belanda ini terletak di
Jalan Tamblong, Kota Bandung. Es Krim Rasa bernama asli Hazen Shop & Café yang dibangun
tahun 1936 ini kemudian berpindah kepemilikan dan berganti nama menjadi Rasa
Bakery & Cafe.
Tempat yang terkenal akan es krimnya ini menawarkan
beragam pilihan entrée, main course dan dessert. Dari mulai penganan ringan hingga makanan berat tersebut
dapat dinikmati dari kisaran harga Rp30.000,00 sampai dengan Rp50.000,00 per porsi. Tak lupa kukis dan
beragam kue basah siap memanjakan lidah. Es krim Rasa pun menyediakan versi
kemasan modern sehingga praktis untuk Anda
bawa pulang sebagai buah tangan keluarga tercinta di rumah.
6.
Farmhouse, Berselfie Sembari Memanjakan Lidah
Bandung sudah lama
menjadi destinasi wisata, baik wisata alam maupun wisata swafoto. Salah satu
objek yang menjadi andalan berswafoto ria adalah Farmhouse. Destinasi yang
terletak di Lembang ini menyajikan tempat-tempat yang ikonik dan eye cathing untuk berfoto, baik
sendirian maupun beramai-ramai dengan kerabat dan sahabat. Selain menjadi
tujuan selfie, Farmhouse juga
dilengkapi dengan jajaran kuliner yang siap memanjakan lidah Anda. Salah
satunya adalah nasi goreng dengan campuran susu kambing dan berbagai olahan beragam susu khas dataran tinggi
Lembang.
Objek wisata yang
tepatnya beralamat di Jalan Raya Lembang Nomor 108, Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten
Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung. Wisatawan yang biasanya
rombongan bus dari luar kota, selalu berbondong-bondong datang dan pergi,
keluar-masuk Farmhouse. Mereka berebut dan antre swafoto di titik-titik
favorit, salah satunya adalah rumah Hobbit yang terkenal via layar lebar. Di
Farmhouse juga terdapat mini zoo yang akan menjadi tempat bermain yang asyik
bagi buah hati para pengunjung.
Setelah capai berkeliling swafoto dan menikmati sejuknya
udara Lembang, pengunjung bisa menikmati berbagai sajian kuliner di sana. Tentu
saja yang paling familiar adalah berbagai macam olahan susu khas Lembang, di
antaranya susu segar, yoghurt, hingga keju. Dengan perpaduan keindahan,
kesejukan, dan kesegaran di Farmhouse, pengunjung mendapatkan kesehatan jiwa
dan raga, lidah dimanja sekaligus cuci mata.
7.
Gorengan Cendana, Cemilan Sederhana Tiada Dua
Ini gorengan bukan
sembarang gorengan, tapi ini gorengan cendana. Gorengan yang berdiri sejak 1977
ini telah menjadi ikon dalam dunia kuliner proletariat di Kota Bandung. Lapak
yang berjualan sejak pukul 15.00 sampai 20.00 WIB ini menyajikan berbagai jenis
camilan berbahan dasar tepung. Di gerobak yang berada di ruas Jalan Bengawan,
Bandung, tepatnya di perempatan lampu lalu lintas Taman Pramuka, ini dijual
beberapa makanan yang akrab menjadi teman minum teh atau kopi, antara lain
pisang goreng, tahu isi (gehu), comro, tempe goreng/mendoan, bala-bala,
gorengan kacang hijau, dan molen. Citarasa yang ditawarkan gorengan ini tidak
seperti gorengan lainnya. Harganya pun sangat bersahabat di kantong. Hal-hal
inilah yang menjadi alasan kuat penggemar gorengan rela antre demi gorengan
yang lezat memanjakan lidah ini. Bahkan pada saat ngabuburit pada Bulan Ramadhan, di depan gorengan Cendana
dipastikan antrean memanjang, sampai-sampai berakibat macet.
8.
H. Isan, Rasa Batagornya
Tak Terlupakan
Kuliner baso tahu goreng—alias batagor—memang tidak
lepas dari hidangan khas Kota Kembang. Salah satu batagor yang masih eksis dari zaman baheula adalah H. Isan. Di
samping batagor-batagor lain yang menawarkan rasa prima namun dengan harga yang
lumayan mahal, batagor H. Isan melenggang dengan rasa dan harga yang
terjangkau. Dibanderol
dengan harga Rp15.000,00 per porsi, batagor H. Isan
menawarkan beragam komposisi menu. Selain batagor dengan bumbu kacang, Anda dapat menikmati batagor kuah, mie
bakso dan yamin, plus
potongan kelezatan yang tiada
tara.
Warung batagor yang berdiri sejak tahun 1970-an ini
tersebar di berbagai titik di Bandung. Dari sudut di Jalan PHH. Mustofa, Cikutra, sampai di
setiap sudut kota Bandung yang strategis, Anda akan menemukan batagor H. Isan. Cukup
buka aplikasi navigasi lalu meluncurlah ke salah satunya. Dan besiaplah menyeruput kuah
batagor nan gurih di
Bandung sehabis diguyur hujan.
Lekker pisan euy!
9.
Ibu
Imas, Warteg A la Sunda
Berkeliling di Kota
Bandung membuat perut cepat berontak. Di kala lapar dahaga melanda, Warung Ibu
Imas adalah pilihan tepat. Kedai yang berada di
Jalan Balong Gede dekat dengan
Alun-Alun Bandung ini selalu ramai diserbu konsumen, terutama di waktu makan siang
dan makan malam. Beragam pilihan menu a la Sunda dapat
anda nikmati di sini. Dari mulai sayuran, daging, pepes, dan tak lupa lalapan
juga sambal khas Ibu Imas menunggu anda cicipi. Satu hal yang spesial di warteg A
la Sunda ini adalah karedok leunca pedas menggoda. Ssst… ada menu rahasia yang
hanya pegawai dan Anda
saja yang tahu. Pesanlah sop kikil yang tidak ada di menu. Segera semangkuk
panas terhidang di depan Anda
dengan bawang goreng dan potongan kikil lembut siap Anda lumat. Jangan khawatir kehabisan karena
dari sekian banyak Warung
Ibu Imas di sepanjang jalan Balong Gede, ada satu warung yang buka 24 jam!
10.
Jando, Sate Lemak Terenak
Sate menjadi
makanan favorit di seluruh penjuru Nusantara. Makanan berbahan dasar daging
ayam, sapi, maupun kambing ini sudah lama menjadi idola di kalangan penikmat
kuliner.
Jando di dalam
bahasa Sunda berarti lemak. Kata ini melekat bukan tanpa makna. Sate jando yang
membuka lapak di Jalan Diponegoro ini memang penuh dengan lemak di setiap
lilitan daging sapi pilihan. Sate yang hanya buka pada siang hari di sekitaran
Gasibu Bandung ini selalu dipadati penikmat kuliner panggangan daging. Walaupun
terletak di pinggir jalan,
tepatnya di belakang Gedung Sate Bandung, tidak mengurangi
antusias para pembeli. Suatu keasyikan tersendiri ketika kita makan
bercengkrama di pinggir jalan, berkursikan plastik sambil larak-lirik sama mojang Bandung
yang cantik nan geulis pisan.
Awas, bumbu
sate perpaduan bumbu pecel dan jeruk nipis di sate jando tumpah di celana!
Tips Berkeliling Surga Kuliner di Bandung
Jika Anda hendak merasakan pengalaman tabula rasa di surganya kuliner,
jelajahilah Bandung! Kota yang menyajikan kecantikan lanskap pegunungan,
dilengkapi dengan indahnya kota apalagi kala malam hari rembulan terang
benderang, disempurnakand dengan sajian wisata kuliner yang tiada duanya dan
tak ada hentinya. Berikut tips dan trik mudah dalam menjelajahi petualangan
rasa wisata kuliner Bandung:
1.
Sesuaikan
budget di kantong.
Jika Anda pekerja kantoran dan sedang di awal bulan, bolehlah sekali-kali
memanjakan lidah dengan makanan yang tak biasa. Bisa dicoba seporsi es krim
“Rasa” yang harganya tak biasa, atau bahkan mencoba kafe-kafe yang menjamur di
bilangan Dago Atas, yang tak hanya menyodorkan kuliner khas, juga menyajikan
pemandangan Kota Bandung dari sudut pandang yang berbeda.
Atau Anda sedang bokek di akhir bulan? Tenang, ada pilihan gorengan Cendana
yang harganya bersahabat dengan kantong. Pilihannya pun tak monoton, ada yang
gurih asin ada juga yang manis. Pokoknya, sesuaikan isi kantong Anda dengan
jelajah kuliner apa yang ingin Anda rasakan.
2.
Cari
informasi detail sebelum penjelajahan dimulai.
Di era serba digital seperti sekarang ini, semua hal bisa dicari hanya
dengan mengandalkan ujung jari. Ya, hanya dengan bermodalkan gawai, Anda bisa
mencari tahu seribu satu hal tentang kuliner di Bandung. Sudah banyak review atau sekadar cuap-cuap warganet
dan juga blogger mengenai surga kuliner di Bandung. Seperti yang sedang Anda
nikmati saat ini. Dengan mencari tahu terlebih dahulu, Anda tak perlu was-was
tentang makanan yang akan Anda cicipi. Selamat berselancar di dunia maya dan
berlanjut di surga kuliner Bandung!
3.
Urutkan
rencana perjalanan kuliner dengan matang.
Dengan makin ramainya pemberitaan dan review
mengenai Kota Bandung, maka semakin ramai pula lalu lintas Bandung. Hal ini
berakibat macet terjadi kapan pun, di mana pun. Bisa dipastikan, akhir pekan di
Kota Bandung akan dihiasi dengan kemacetan di mana-mana, terutama di
pusat-pusat wisata, perbelanjaan, hingga surga kuliner di Bandung. Oleh karena
itu, perlu dibuat perencanaan yang matang dalam menjelajahi wisata kuliner
Bandung. Tentu saja agar hal ini tidak membuat waktu kita terbuang sia-sia,
serta lidah dan perut kita terpenuhi dahaga akan kuliner yang tak terlupakan.
4.
Nikmati
bersama dengan orang terkasih.
Menikmati citarasa kuliner Bandung tak akan lengkap jika tidak ditemani
orang terkasih. Dengan adanya orang terkasih di samping kita, akan semakin
membuat makanan dan jajanan yang dinikmati akan semakin berkesan dan membekas
di indera pengecap dan memori kita. Bersama dengan orang terkasih pula, kita
bisa berbagi rasa dan berdiskusi tentang aneka macam sajian kuliner yang ada di
Kota Bandung.
5.
Last but not the least, dokumentaskan!
Terakhir, foto dan dokumentasikan penjelajahan kuliner di Bandung. Bagikan
pengalaman Anda dalam menikmati destinasi kuliner di ibukota Jawa Barat ini.
Biarkan warganet di Instagram, Twitter, Facebook, bahkan Youtube, ikut
merasakan kenikmatan yang Anda rasakan.
BIODATA PENULIS
1.
Nama : Mustofa, S. Hum.
2.
Tempat,
Tanggal Lahir : Jepara, 18
Agustus 1982
3.
Alamat
sesuai KTP : Kp. Petelan No. 907, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan
Semarang Timur, Kota Semarang
4.
Alamat
Domisili : Kompleks
DU No. F20C, Bumi Asri 3, Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota
Bandung
5.
Pekerjaan : Guru SMP-SMA
Pribadi Bilingual Boarding School
6.
No.
KTP :
33740318088820001
7.
No.
HP :
081210535182
8.
Alamat
Email :
lailymustov@gmail.com
9.
Nomor
Rekening : Bank BNI
Syariah 0582676836 atas nama Mustofa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar