Minggu, 30 Desember 2018

Korupsi Lagi, Lagi-Lagi Korupsi


Korupsi adalah hal yang sangat bertentangan dengan hukum yang ada di Indonesia. Pelaku korupsi biasanya adalah para pejabat dan penyelenggara pemerintah yang nakal. Mereka sengaja melakukan korupsi karena korupsi adalah jalan cepat untuk mendapatkan kekayaan yang efektif dan cara yang simpel utuk mendapatkan uang, hanya tinggal “tanda tangan” saja. Dan bahkan hingga sampai saat ini, masih saja terjadi kasus korupsi dan itu seperti suatu hal biasa saja.

Setelah terjadi kasus korupsi yang menimpa Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin, pada tanggal 22 Okober 2018, yang diduga menerima suap atas perizinan IMB Proyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp7 milyar dari Billy Sindoro, Direktur Operasional Lippo Grup selaku pemilik mega proyek Meikarta. Jumat, 26 Oktober 2018, terjadi lagi kasus korupsi yang menimpa Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra, yang diduga melakukan korupsi menerima suap sebesar Rp100 juta terkait jual beli jabatan di Pemkab Cirebon. Tidak hanya itu, Bupati Cirebon juga diduga menerima gratifikasi dengan total Rp6,4 miliar.

Sunjaya Purwadisastra adalah Bupati Cirebon yang baru saja memenangkan pencalonan sebagai Bupati Cirebon, dirinya akan dilantik pada 24 Maret 2019. Namun, kasus korupsilah yang datang pertama menghampirinya, sebelum resmi menjadi Bupati Cirebon Periode 2019-2024. Pada Jumat, 26 Oktober 2018, dirinya dipanggil oleh KPK, dan dilakukanlah pemeriksaan kepada dirinya.

Setelah dilakukan pemeriksaan kepada dirinya, KPK mengamankan barang bukti suap jual beli jabatan sebesar Rp385 juta dan gratifikasi sebesar Rp6,4 milyar. Setelah itu dirinya ditahan oleh KPK.

Pada saaat itu juga, KPK melakukan penggeledahan di kantor Bupati Cirebon tersebut di Jalan Sunan Kalijaga No. 7 Kabupaten Cirebon pada Jumat, 26 Oktober 2018. Setelah penggeledahan di kantor Bupati Cirebon, KPK melanjutkan penggeledahannya di kediaman ajudan Bupati Cirebon, Beni Syafrudin, pada Sabtu, 27 Oktober 18. Di kediaman Deni inilah, KPK mendapati  uang sebesar Rp116 juta dan bukti setoran rekening milik Bupati Cirebon yang atas nama orang lain senilai Rp6,4 milyar.

Lalu, KPK masih melanjutkan penggeledahannya di kediaman anak tertua Bupati Cirebon, yakni Satria Robi Saputra pada Minggu, 28 Oktober 2018. Di kediaman anak Bupati ini, KPK menyita sejumlah dokumen, 3 buah unit mobil, dan uang sejumlah Rp400 juta-an. Setelah itu juga, pada Minggu, 28 Oktober 2018, KPK melakukan penggeledahannya di ruman kediaman Bupati Cirebon, rumah mertuanya, dan rumah anaknya. Dari ketiga rumah tersebut, KPK menyita uang sejumlah ratusan juta rupiah dan menyita tiga mobil. 

Hal di atas adalah tentu contoh yang sangat tidak baik. Bagaimana bisa, seorang yang baru saja memenangkan pencalonan sebagai bupati, bahkan sebelum dilantik, dirinya sudah melakukan korupsi. Bagaimana jika sudah dilantik, apa yang akan terjadi? Kita semua tentu tidak tahu.

Maka apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat Indonesia, terhadap fenomena korupsi ini? Salah satunya adalah dengan cara kita memilih pemimpin yang baik. Sebelum memilih seorang pemimpin, kita harus tahu latar belakang mereka terlebih dahulu. Jangan sampai hanya karena “sebutir beras” kita menjadi asal memilih pemimpin kita. Kita harus lebih cerdas dalam hal ini.

Jadi, marilah kita memilih calon-calon pemimpin kita yang baik, yang amanah, yang sudah pasti terpercaya, tidak abal-abal, tidak karena partainya baik, tetapi orangnya belum baik.
           
           

Gregoria Mariska Tunjung: Harapan Baru Setelah Lama Menunggu


Keberhasilan Gregoria mencapai babak semifinal Denmark Open 2018 menuai banyak pujian. Di babak perempat final, Gregoria harus bermain tiga set saat melawan wakil Denmark, Line HĂžjmark Kjaersfeldt sebelum berhasil mengalahkannya dengan skor akhir 20-22, 21-19, 21-13.  Dengan capaian ini, Gregoria menjadi pemain tunggal putri Indonesia pertama yang mencapai babak semi final di Denmark Open (Super 750 / Superseries Premier). Walaupun pada akhirnya ia harus takluk di laga semi final dari pemain tunggal putri India, Saina Nehwal dengan skor 11-21, 12-21.

Meskipun mengalami kekalahan di laga semi final, performa Gregoria dapat dibilang cukup memuaskan dilihat dari segi penampilannya, ditambah dengan cedera punggung yang sempat mengganggunya pada laga babak kedua membuatnya bermain kurang maksimal. Gadis yang akrab disapa Jorji ini selalu menunjukkan peningkatan performa di setiap pertandingan yang ia lakoni. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susi Susanti berkomentar terhadap kiprah Jorji di Denmark Open 2018. “Pencapaian ini bukan Cuma motivasi bagi Gregoria, tetapi juga untuk tunggal putri lain. Gregoria mungkin bisa menempatkan diri di kalangan elite dunia. Gregoria bisa menembus target masuk 20 besar saat ini. Mungkin, dia bisa masuk 15 besar pada akhir tahun ini. Dia akan menjadi andalan  di sektor tunggal putri karena banyak pemain senior yang sudah pensiun,” kata Susi Susanti kepada wartawan di Pendopo Kantor Bupati Kudus, Sabtu (20/10/2018).

Gregoria sendiri saat ini masih dalam tahap penyembuhan pasca cedera yang dialaminya saat melawan Akane Yamaguchi di French Open 2018. Saat skor menunjukkan 6-11 untuk keunggulan Akane, Gregoria memutuskan untuk mundur dari pertandingan karena ia mengalami cedera pinggang. Cedera ini mulai dialaminya saat bertanding di babak kedua Denmark Open 2018 melawan Mia Blichfeldt. "Sejauh ini mau dilihat dulu kondisinya seperti apa, kalau memungkinkan ya main di Jerman, kalau tidak memungkinkan ya harus mundur. Sekarang mau coba diterapi dulu dan lihat sejauh mana perkembangannya," kata Minarti Timur, Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI yang mendampingi Gregoria.

Menurut ranking BWF terbaru, Gregoria sudah berhasil menembus 15 besar dunia. Hal ini tentu sangat baik bagi perkembangan Gregoria sendiri mengingat umurnya yang masih 19 tahun. Gregoria harus tetap konsisten dan terus berbenah agar dapat mempertahankan performa gemilangnya. Sejauh ini, belum ada regenerasi yang baik dan  andalan dari sektor tunggal putri Indonesia. Berbeda dengan ganda putra yang hampir tiap generasi mampu mencetak pasangan unggul, seperti yang terbaru adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Gideon.

PBSI dan semua masyarakat Indonesia tentu berharap Gregoria kelak dapat menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Indonesia sangat merindukan sosok seperti Susi Susanti yang haus akan prestasi dengan salah satu prestasi gemilangnya, yaitu mampu meraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona saat usianya masih 21 tahun dan bukan tidak mungkin Gregoria dapat mengulang prestasi tersebut di Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang. Dukungan dari seluruh negeri akan sangat berpengaruh, bukan hanya untuk Gregoria tetapi juga untuk kebangkitan tim bulutangkis Indonesia.

Wakil Rakyat Cerminan Rakyat?


Wakil rakyat. Apa gerangan arti dari dua kata tersebut? Menurut KBBI, wakil dapat diartikan sebagai orang yang dikuasakan menggantikan orang lain. Sedangkan rakyat, dapat diartikan sebagai penduduk suatu negara. Lalu, keduanya pun digabung dan diartikan menjadi orang-orang yang duduk sebagai anggota badan perwakilan rakyat. Dalam hal ini merujuk kepada anggota DPR dan DPD.
Namun nyatanya, dewasa kini. Sudah tak asing lagi bagi kita mendengar dan melihat, berbagai peristiwa yang tentunya bertolak belakang dengan apa yang kita semua harapkan kepada mereka yang kita tunjuk untuk mewakili suara kita demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan dan negara yang sesuai dengan cita-cita bangsa.

Kasus korupsi sudah tak lagi terhitung jumlahnya. Dari ranah desa, hingga kompleks parlemen. Bahkan, orang yang sudah terjerat korupsi pun ingin kembali menjadi wakil rakyat. Menurut data ICW (Indonesia Corruption Watch), hanya selama 6 bulan pertama di tahun 2018 ini, sudah tercatat sebanyak 139 kasus korupsi dengan 351 orang ditetapkan sebagai tersangka. Belum lagi jika ditambahkan dengan kasus baru-baru ini, seperti kasus DPRD Malang dan kasus Wakil Ketua DPR RI. Adapun kerugian negara akibat dari kasus-kasus ini selama 6 bulan pertama, tercatat sudah Rp1,09 triliun. Staf investigasi ICW Wana Alamsyah mengungkapkan bahwa kasus-kasus tersebut bermotif penyalahgunaan wewenang, penggelembungan dana, tindakan suap, pungutan liar, penggelapan, dan laporan fiktif.

Dari data di atas, apa yang dapat disimpulkan? Merugikan negara tentu saja, bermiliar hingga bertriliun bagai semut di pelupuk mata . Namun, yang harus kita garisbawahi di sini adalah motif-motifnya. Berbau kepentingan semua bukan? Mau itu kepentingan pribadi, maupun golongan.
Kembali ke definisi awal, wakil rakyat itu sudah sepantasnya mewakili rakyat, mewakili keinginan dan kehendak rakyat secara umum, bukan “mewakili” diri sendiri serta golongan berkepentingan.

Lantas, apa yang “semestinya” dilakukan? Masalah apa pun itu, agar penyelesaiannya efektif hendaklah ditinjau dari akarnya terlebih dahulu. Dalam masalah ini apa yang menjadi akarnya? Ya, akarnya adalah rakyat itu sendiri. Wakil rakyat pastinya merupakan rakyat juga. Jika dari akarnya (rakyat) saja sudah memprihatinkan, bagaimana dengan tubuh utuhnya?. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita sebagai rakyat untuk bergerak dengan cara memperbaiki kualitas kita.

Melihat dari akarnya pula, yaitu adalah adab dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Dalam hal adab, kita semestinya melestarikan budaya bangsa kita, yang di antaranya adalah sopan, santun, gotong royong, dan musyawarah. Dalam IPTEK, kita harus meningkatkan tingkat literasi kita yang menurut website www.ccsu.edu/wmln, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Sehingga dengan membaiknya dua sektor tersebut, kita akan melangkah menjadi negara maju dan bangsa yang besar yang tentu saja bebas korupsi.


           
           
           
           





Rezim Korupsi?


Penetapan status tersangka, yang kemudian dilanjutkan dengan penangkapan, terhadap Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, dinilai Fahri Hamzah, kolega Taufik Kurniawan sendiri, sebagai indikasi penambahan jumlah koruptor di Indonesia selama rezim Presiden Joko Widodo. Taufik berpendapat, jika Soeharto adalah pencipta iklim pembangunan Indonesia, maka Jokowi adalah pencipta musim korupsi. Alasannya bukan terletak pada sangkaan korupsi yang dilakukan Jokowi, melainkan korupsi yang dilakukan aparatnya sendiri. Melengkapi pernyataannya, Fahri sertakan pula tuntutan kepada Jokowi untuk menyelasaikan kasus korupsi, yang menurutnya sudah amat mendesak.

Tetapi, sudahkah relevan pemikiran Fahri Hamzah terebut? Apakah memang korupsi sekarang sudah menjadi seperti agama bagi para aparat negara? Buktinya semakin banyak aparat yang ditangkap KPK. Seperti yang dikatakan Fahri, empat pejabat daerah dapat tertengkap dalam satu bulan. Atau sebenarnya dari dulu sudah banyak, namun baru sekarang KPK menjadi garang?

Penulis Inggris, Charles Caleb Colton, berpendapat bahwa korupsi itu ibarat bola saju. Menggelinding pertama kali dalam ukuran kecil, namun lama-lama semakin membesar dan terus membesar. Satu kasus terbuka, akan muncul kasus-kasus berkaitan lainnya. Penggambaran ini mungkin melekat pada pikiran sebagian besar masyarakat. Menurut hasil survei Transparency International tahun 2017 adalah kulminasi jumlah masyarakat Indonesia yang beranggapan pemerintah melakukan tindak korupsi.

Hasil tersebut mungkin sejalan dengan banyaknya pemberitaan media mengenai pejabat daerah yang tertangkap beberapa waktu terakhir, ditambah uang haram fantastis yang mereka curi dari rakyat. Menurut Indonesian Corruption Watch, baru setengah tahun 2017 saja sudah ada 226 kasus korupsi yang ditangani lembaga-lembaga penegak hukum, dengan kerugian negara mencapai Rp1,83 triliun. Tidak salah jika rakyat trauma ketika tahu uang sebanyak itu dicuri dari mereka.

Jika memerhatikan fenomena yang terjadi, seharusnya Jokowi menegaskan kembali perannya sebagai pemimpin rakyat pencipta musim anti korupsi, terlebih mengingat citranya dalam keikutsertaannya dalam Pilpres tahun mendatang. Transparency International turut mencatat bahwa penanganan kasus korupsi di Indonesia tahun 2017 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kinerja baik KPK sebagai faktor utama.

Di penghujung hari, inti dari pendapat Fahri Hamzah terdengar sudah berkesesuaian dengan pikiran rakyat, mengingat perannya sebagai wakil rakyat di depan pemerintah. Namun, sebagai negarawan beliau lupa memeriksa data-data yang ada sebelum melontarkan pendapatnya, sehingga terkesan setengah matang. Hal ini menjadi pengingat bagi lembaga penegak hukum untuk lebih persuasif dalam menjelaskan penyelesaian kasus-kasus korupsi yang sangat sensitif kepada masyarakat awam. Capaian prestasi hendaknya dipublikasikan secara lebih publik agar menambah optimisme masyarakat kepada pemerintah. Karena dengan dukungan, apresiasi, serta kritik konstruktif yang diberikan satu sama lain, akan tercipta suatu kesatuan dan persatuan di dalam tubuh bangsa yang mulai terpecah ini.

Kopi Tanah Air Tercium Sampai Prancis


Wanginya cerita tentang kopi Indonesia yang bercita rasa tinggi dan nikmat sudah tidak asing lagi di mata dunia, bahkan kopi Indonesia sudah punya tempat tersendiri di hati para pecinta kopi, paling tidak ada dua hal yang membuat kopi Indonesia laku di pasar global. Pertama adalah cita rasanya yang tinggi, kedua adalah variasi yang beragam dengan cita rasa yang berbeda setiap variasi.
Berkat keberhasilan beberapa produsen kopi tanah air yang meraih penghargaan AVPA Gourment di Paris, Prancis pada tanggal 2 Oktober 2018, peluang kopi tanah air untuk diekspor ke mancanegara semakin lebar terbuka.
AVPA  atau Agency for the Valorization of the Agricultural Products merupakan organisasi di Prancis yang bertujuan untuk membantu produsen pertanian memasarkan produknya, terutama di daerah Eropa.
Setidaknya ada 170 produsen kopi dari berbagai negara mengikuti kompetisi AVPA. Country Manager AVPA untuk Indonesia, Annelis Putri, menyebutkan bahwa Presiden Juri, André Rocher, terkejut saat mencoba kopi Indonesia. Bagaimana tidak? Dengan kualitas kopi yang bervariasi dan kualitas roasting yang sangat baik, kopi andalan dari Indonesia berani bersaing dengan ratusan kompetitor dari seluruh dunia.
Berkat keunggulan ini, 23 kopi Indonesia dari 11 produsen, sukses meraih penghargaan dalam kompetisi tersebut. Indonesia menjadi negara kedua dengan penghargaan terbanyak setelah Kolombia (dengan 25 penghargaan untuk 14 produsen).
Akan tetapi, di balik apresiasi kopi Indonesia di dunia internasional, ada kekhawatiran yang menghantui masa depan kopi tanah air. Bukan soal cita rasanya, tetapi lebih pada rendahnya produksi kopi dengan sempitnya lahan untuk menanam kopi.
Memang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan eksportir kopi terbesar di dunia dengan produksi mencapai 630.000 ton per tahun dengan tujuan utama Amerika Serikat, Malaysia, Jerman, Italia, Rusia, dan Jepang. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia atau AEKI mencatat, nilai ekspor kopi yang terbilang fantatis. Per tahunnya bisa mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar 16,8 triliun Rupiah.
Namun ada ketimbangan antara pertumbuhan konsumsi kopi nasional dengan tingkat produksi kopi. Konsumsi kopi dalam lima tahun terakhir meningkat sebesar 8,8% per tahunnya, sedangkan produksinya jauh tertinggal, hanya sebesar 0,3% per tahunnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa perlu langkah strategis untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya memperluas lahan untuk menanam kopi, ini penting karena ketika konsumsi kopi terus naik sedangkan lahan malah stagnan, maka tidak akan seimbang antara suplai dengan permintaan, untuk itu luas lahan petani harus ditingkatkan.
Selain masalah lahan, rendahnya produktivitas menjadi masalah lain. Petani Indonesia saat ini baru bisa memproduksi kopi sekitar 0,53 ton per hektar dari total potensi sebesar 2 ton.
Dua masalah serius ini harus segera dicarikan solusinya, karena jika tidak dalam jangka panjang, walaupun hanya beberapa tahun ke depan  mungkin saja negara yang kaya dengan aneka jenis kopi ini akan jadi pengimpor. Tentu kondisi ini tidak diinginkan kerena negeri ini memiliki lahan luas nan subur untuk ditanami kopi dengan segala keanekaragaman jenis kopi yang tidak ternilai.

Janjinya Jangan Cuma Jargon Semata



Kasus panas yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan yang belum terungkap siapa dalang dari penyiraman misterius, telah sampai pada hari ke-500. Pada tanggal 11 April 2017 lalu Novel Baswedan disiram air keras (Asam Sulfat) saat hendak pulang ke rumah selepas sholat subuh oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Peristiwa itu terjadi sekitar 30 meter dari pintu masjid di dekat rumah Novel. Sambil berteriak minta tolong, Novel kembali ke masjid. Karena gelap dan tak dapat melihat, penyidik KPK itu menabrak pohon nangka di depan rumah Ketua RT 003 RW 010, Wisnu Broto.

Novel menegaskan penyerangan terhadap KPK bukan hanya sekali, bukan hanya terhadap dirinya. Dia pun membahas mengenai serangan terhadap safe house KPK.  “saya sampaikan dengan jelas bahwa penyerangan ini bukan satu kali. Ada ancaman pembunuhan pegawai KPK dan itu direct dan ada serangan lainya seperti menyerang safe house KPK, ada penculikan pegawai KPK dan itu diduga dilakukan pihak pihak yang sama. Ini harus diungkap," jelasnya. 

Menurut Novel, Presiden
RI harus menaruh perhatian atas insiden ini dan segera mengungkap semuanya. Novel kembali mengingatkan soal penyerangan terhadap pegawai KPK adalah persoalan serius. "Saya berharap dengan ini jadi perhatian ke depan Presiden RI, maka setidaknya nggak terjadi lagi di KPK dan ini harus diungkap semuanya. Saya pernah sampaikan setidaknya ada dua kali pegawai KPK diculik dan itu tidak dianggap sebagai masalah, itu hal serius, dan banyak lagi masalah lain yang pernah saya sampaikan," tutur Novel. 

Koordinator juru bicara pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengaku turut meramaikan tagar di media sosial yaitu #500HariNovelDiserang sebagai pengingat bahwa negara atau aparat keamanan masih belum bisa menemukan pelaku, aktor sekaligus dalang dari penyerangan Novel Baswedan. Hal tersebut sengaja dikemukakan oleh Dahnil agar masyarakat tahu masih banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di rezim Joko Widodo yang tak kunjung usai dan tak berani diusut atau diungkapkan.
           
 Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah itu mengungkit janji Presiden Joko Widodo yang akan memimpin langsung pemberantasan korupsi. Selain itu, imbuh Dahnil, Pak Joko Widodo adalah seorang kepala negara dan pemerintahan yang memiliki tanggung jawab terhadap kasus hukum di negeri ini. "Jadi mereka harus ingat janji Pak Joko Widodo soal pemberantasan korupsi itu. Jelas berkaitan dengan kasus Novel Baswedan. Kalau tidak mau dialamatkan ke Pak Joko Widodo, ya enggak usah jadi presiden lagi," ucap Dahnil menyindir.

Ambisi Presiden Joko Widodo yang menggembor-gemborkan persoalan infrastruktur mengalahkan banyak kasus yang harusnya diusut serta dirampungkan mengenai banyak hal seperti kasus korupsi, ekonomi yang terombang-ambing oleh berita oposisi maupun pro pemerintah dan rakyat yang mampu seharusnya bisa menelaah dan membantu proses peningkatan ekonomi di Indonesia.                            
 Malah banyak mendapat asupan dari dua sumber sekaligus dan akhirnya bingung manakah keadaan yang benar terjadi di negeri yang mereka cintai ini. bukan persoalan mana yang benar dan mana yang salah, sebaiknya pemerintah konsisten dengan statement yang mereka luncurkan bukan hanya ungkapan semata dan membuat banyak rakyat bertanya-tanya dan bersuara mengkritik pemerintah entah itu lewat sosial media maupun lewat orasi.

Apa Urusan Anda Menanyakan itu?



Sebagai salah satu olahraga terpopuler di Indonesia, sudah semestinya sepakbola menjadi hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat. Baik dari pengemis, tukang ojek, penjaga warung, satpam, maupun seorang pejabat negara pun memiliki interest yang sama untuk bisa dapat menikmati sepakbola.
Tetapi, pada kenyataannya kondisi sepakbola di Indonesia saat ini bisa dibilang sedang sakit yang sangat akut. Mengapa sepakbola tidak dapat berkembang dengan baik di Indonesia? Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak hal. Baik dari masyarakat, supporter, klub sepakbola itu sendiri, atau bahkan para oknum di luar sana yang menggunakan sepakbola menjadi “kendaraan” politik.
Pernyataan cukup mengejutkan datang dari mantan bintang pemain Timnas Indonesia, Rochy Putray. Selepas gantung sepatu, Rochy mengaku enggan menonton sepakbola Indonesia karena tim juara sudah ditentukan sebelum kompetisi resmi bergulir. Hal tersebut membuat pecinta sepakbola khususnya sepakbola Indonesia ingin mengetahui lebih lanjut apa yang Rochy maksud dengan pernyataan kontroversial tersebut.
Seperti yang kita ketahui, saat ini Edy Rahmayadi memiliki rangkap jabatan yaitu sebagai Ketua Umum PSSI, dan juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat. Bukankah terdapat pasal yang memuat kepala daerah tidak boleh memegang jabatan di organisasi olahraga? Namun banyak juga lapisan masyarakat yang menuding bahwa hal tersebut dilakukan oleh Edy hanya karena “gila jabatan” atau “gila materi”. Dan dampaknya banyak yang merasa kurang puas terhadap kinerja Edy selama ini.
Salah satu hal yang paling menarik yaitu pada saat Edy Rahmayadi di wawancarai oleh Aiman Witjaksono, wartawan Kompas TV. Saat itu Aiman menanyakan mengenai bagaimana kinerja Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI sedangkan di saat yang bersamaan ia menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dengan enteng menjawab “Apa urusan Anda menanyakan itu?” Hal tersebut menambah kecurigaan pecinta sepakbola di Indonesia bahwa Edy Rahmayadi merupakan seseorang yang “gila jaabatan”.
Menurut saya, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mengawasi kinerja PSSI. Apabila tidak diawasi, bisa saja PSSI bekerja semena-mena, tidak fokus, dan cenderung serampangan. Yang paling harus diawasi oleh pemerintah adalah ke mana larinya uang denda pelanggaran yang diterima PSSI dari baik klub sepakbola, pemain, maupun supporter.
Dengan pengawasan dari berbagai pihak terutama pemerintah RI, diharapkan kinerja PSSI makin membaik dan akan berdampak dengan meningkatknya prestasi tim nasional Indonesia di kancah internasional.


Ada Apa Dengan Lion Air?



Di tahun 2018 ini Indonesia mengalami masalah dalam bidang transportasi khususnya di bdiang penerbangan. Akhir akhir ini yang sering di perbincangkan di publik ialah jatuhnya pesawat lion air JT610 atau biasa dikenal dengan sebutan boeing 737 MAX 8. Pesawat ini dulu bernama B737 sampai pada 2011 namanya diganti dengan boeing 737. Pesawat ini membawa mesin dengan tenaga yang besar dengan konfigurasi Twin-spool, High bypass turbofan dan  juga lebih irit 20% dalam penggunaan bahan bakar.
Boeing 737 MAX 8 terbaru ini mengalami kecelakaan di perairan tanjung karawang, jawa barat pada senin ( 29/10 ) setelah dikabarkan hilang kontak pada koordinat 05 46.15 S – 107 07.16 E. masalah ini sangat menyorot perhatian publik karena pesawat ini adalah pesawat keluaran terbaru yang seharusnya mempunya teknologi teknologi termutakhir yang dapat memperkecil terjadinya kecelakaan di transportasi udara. Tapi sayangnya kenyataan berkata lain sebanyak 189 meninggal dalam peristiwa nahas tersebut. KNKT menyatakan bahwa pesawat boeing 737 MAX 8 itu sudah memiliki kendala 3 kali sebelum kejadian tersebut ini membuat kita menyadari bahwa ada yang salah dalam tekhnisi pesawat lion air ini. Banyak ornag yang bertanya kenapa pesawat rusak tersebut terus di operasikan oleh pihak lion air dan oleh teknisi lion sendiri diperbolehkan untuk beroperasi ? apakah ini salah satu cara untuk memangkas pengeluaran perusahaan dengan mengorbankan biaya maintenance pesawat tersebut ?
Pesawat dengan harga tiket yang murah belum tentu menjamin keselamatan para penumpangnya lebih baik mengeluarkan uang yang tidak sedikit daripada mengorbankan nyawa. Kejadian ini seperti ini bukan sekali dua kali, melankan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tercatat bahwa lion sudah mengalami kecelakaan sebanyak 5 kali.
Menurut saya sebaiknya pihak lion dapat lebih bijak dan lebih ketat  lagi dalam menyeleksi calon engineer untuk pesawat mereka karena apabila ada kejadian seperti ini lagi akan merugikan perusahaan tersebut karena orang orang setelah melihat kejadian tersebut bakalan memilih untuk membeli tiket yang sedikit lebih mahal agar mereka selamat daripada mereka membeli tiket yang murah dengan kualitas yang kurang menjamin keselamatan para penumpang.
Sehebat hebatnya ciptaan manusia secanggih canggihnya ciptaan manusia pasti memiliki kelemahan yang mungkin mereka belum ketahui. setidaknya kita sebagai manusia harus selalu teliti dalam mengerjakan sesuatu hal apalagi melibatkan keselamatan orang banyak dan juga jangan pernah menyepelekan masalah kecil karena masalah kecil apabila dibiarkan dapat menjadibesar seperti kejadian Lion Air JT610. Semoga orang yang ditinggalkan di beri ketabahan dan yang meninggal dunia dalam penerbangan itu diampuni semua dosanya dan diberikan tempat terbaik oleh-Nya.

SINOPSIS FILM “URBAN MYTH”


SINOPSIS FILM “URBAN MYTH”
KARYA: KURSI PRODUCTION
SMA PRIBADI BANDUNG
Braga adalah seorang siswa perantau, pindahan dari desa ke kota. Dia berperangai bebas, tidak suka diatur-atur. Namun, kebebasannya itu justru menjadi bumerang baginya, ketika dia dihadapkan pada mitos di lingkungan di mana dia tinggal. Seperti apa mitosnya? Apakah mitos itu mengancam nyawanya?
Di mana pun Anda tinggal, hormati mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Jika diabaikan, maka....

Jumat, 28 Desember 2018

BANDUNG, SURGA PETUALANGAN RASA


Siapa yang tidak mengenal Bandung? Kota yang konon diciptakan Tuhan kala tersenyum ini memiliki banyak destinasi wisata, dari wisata alam semisal Tanguban Parahu, wisata belanja dengan menjamurnya distro, wisata budaya seperti Saung Angklung Mang Udjo, hingga wisata kuliner yang beragam dan memanjakan lidah. Tidak mengherankan Bandung akan dijejali para wisatawan domestik dan mancanegara, terutama pada akhir pekan dan liburan panjang seperti setiap akhir Desember menjelang pergantian tahun dan liburan Lebaran. Mereka mencari sensasi tersendiri dalam hal keunikan tempat wisata, serta keanekaragaman dan kekhasan kuliner di ibukota Periyangan ini.
Dari sudut pandang wisata kuliner, Bandung merupakan surganya jajan. Di semua sudut kota bermunculan tempat-tempat makan yang akan memanjakan lidah dan perut para pengunjung. Dari Dago Atas yang terkenal dengan kafe elit yang mengawinkan citarasa dan pemandangan indah Kota Bandung dari sudut pandang yang berbeda, sampai sentra-sentra jajanan yang menjamur di hampir semua pojok kota, seperti Jalan Riau, sekitaran Alun-Alun Bandung, Dago Bawah, dan lain sebagainya.
Hampir pada setiap masa selalu hadir makanan dan tempat jajan khas dari Bandung, mulai dari seblak, cuanki, comro, hingga kafe-kafe kekinian. Hal ini bisa dimafhumi karena Bandung merupakan kota kreatif sebagaimana Jakarta, Malang, Jogja, Bali, dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Apa saja makanan yang muncul dan kekinian di Bandung, selalu laku keras dikerubuti pencari kenikmatan lidah dan perut, hingga menjadi tren dan menyebar ke kota-kota lain. Selain memang karena harganya yang bersahabat, tapi juga karena keunikan dan kekhasan masing-masing makanan dan jajanan.
Nah, untuk lebih mengenal dekat kekayaan kulinernya, berikut serba-serbi sepuluh destinasi kuliner Bandung pilihan berdasarkan alfabetis:





1.      Aroma Koffie Faberik Bandung, Legenda Kopi Nusantara

Antrean panjang di depan Aroma Koffie Fabriek Bandung menjadi pemandangan sehari-hari.
 


Siapa yang tak kenal dan suka kopi? Minuman penggugah semangat dan pengusir kantuk ini telah menjadi idola di hampir semua kalangan. Di Indonesia, banyak wilayah dari Sabang sampai Merauke menjadi sentra penghasil kopi adiluhung di seantero jagad. Sebut saja kopi Gayo dari Aceh, Pulau Sumatera, kopi Toraja dari Sulawesi, sampai kopi luwak yang telah ditasbihkan sebagai salah satu kopi termahal di dunia perkopian.
Di Bandung, legenda kopi tersemat kepada Aroma Koffie Fabriek Bandoeng. Bagaimana tidak? Pabrik kopi yang telah berdiri sejak tahun 1930 ini setiap harinya selalu dikerumuni para penggemar kopi dari seluruh penjuru Indonesia. Para pencinta kopi tersebut rela antre lebih dari 30 menit bahkan berjam-jam pada akhir pekan demi ingin mencicipi nikmatnya kopi legendaris ini. Semua itu terbayar dengan aroma yang khas, dan tentu saja kenikmatan kopi yang tak tertandingi. Kedai yang berdiri di jajaran ruko di Jalan Banceuy No. 51, Braga, Kota Bandung, ini dalam websitenya www.kopiaroma.id bahkan menyebut tidak membuka cabang, tidak membuka toko daring, dan tidak melakukan jasa antar, untuk membuat stigma bahwa toko tersebut orisinil dan tiada duanya.
Kopi yang tersedia di toko ini hanya ada dua jenis: mokka arabika yang terkenal wangi, lembut, dan rendah kafein, serta robusta yang bercitarasa pahit, keras, dan tinggi kafein. Sesuai selera penikmat kopi dengan masing-masing aliran. Harganya pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp25.000,00 sampai Rp35.000,00 untuk setiap 250 gram kopi otentik dan legendaris ini. Anda tertarik? Bersiap-siaplah antre demi secangkir kopi jos yang takkan terungkap dengan kata-kata!
2.      Bancakan, Pilih Sendiri Sesuai Keinginan




Konsep prasmanan diciptakan untuk memanjakan penikmat makanan dalam mengambil dan memilih sendiri sesuai selera makannya. Prasmanan alias ambil sendiri ini telah banyak dipraktikkan di beberapa tempat makan ala Sunda, khususnya, dan di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Nah, di Kota Bandung ada destinasi wisata kuliner prasmanan ala Sunda yang sangat kondang, namanya Nasi Bancakan. Warung zadul yang terletak di Jalan Trunojoyo Nomor 62, Citarum, Kota Bandung, ini menawarkan beragam menu masakan khas Sunda. Menu yang bisa dipilih sendiri oleh pengunjung di antaranya: nasi merah, nasi timbel, nasi liwet, berbagai sayuran dan urap, lauk dari pepes ikan sampai olahan ayam, hingga berbagai menu rumahan lainnya. Hal yang menarik adalah sambal yang disediakan lebih dari llima macam, mulai dari sambal ijo, sampai sambal terasi. Semua boleh diisi ulang sepuasnya. Keunikan lainnya adalah semua piring dan gelas yang digunakan menggunakan piring zadul yang terbuat dari seng, atau ada yang mengatakan “piring-gelas penjara”. Benar-benar serasa makan di rumah sendiri!
3.      Cuanki Serayu Memang Ayu

 


Cuanki konon berasal dari akronim “cari uang jalan kaki”. Menurut legenda lokal, sejak dahulu kala penjual cuanki “harus” berjalan kaki dalam menjajakan dagangannya. Meski di zaman milenial sekarang ini banyak kita temui penjaja cuanki yang menjual dagangannya menggunakan sepeda, sepeda motor, bahkan membuka lapak/kedai yang menetap. Seperti cuanki Serayu ini. Warung yang berada di Jalan Serayu No. 2, Cihapit, Kota Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung, baik di hari biasa apalagi di akhir pekan. Antrean panjang seperti menjadi pemandangan biasa. Bahkan di akhir pekan (Sabtu dan Minggu), antrean bisa mengular sampai menutupi jalan. Penggemarnya pun tak hanya dari Bandung, banyak yang menjadi pelanggan setia cuanki Serayu berasal dari luar kota, baik Jakarta, Bogor, bahkan luar Pulau Jawa. Ini bisa dibuktikan dengan berjubalnya lahan parkir dengan kendaraan berplat nomor bukan D.
Mengapa orang-orang rela antre demi semangkok cuanki? Jawabannya bisa beragam dan debatable, tapi citarasa cuanki Serayu tak bisa membohongi lidah dan sukma. Dengan harga yang sangat bersahabat, kenikmatan cuanki Serayu tak tertandingi. Lazimnya, saat kita makan seporsi bakso tahu cuanki, ada rasa aneh yang tertinggal di saraf indera pengecap kita. Namun, di cuanki Serayu tidak demikian. Rasanya benar-benar memanjakan lidah kita, tanpa ada perasaan janggal yang tertinggal di permukaan lidah.
4.      Donat Madu Cihanjuang, Manisnya Pasti Terkenang

 


Kudapan satu ini sudah tidak asing lagi di telinga kita: donat. Kue berbentuk bola-bola kecil berlubang di tengahnya ini berasal dari kata “doughnut”.  Makanan ringan yang aslinya berasal dari daratan Eropa ini sudah lama menjadi camilan teman ngopi dan ngeteh di waktu senggang. Bahkan di tempat asalnya, donat menjadi makanan wajib di kala sarapan.
Salah satu donat yang terkenal di Kota Bandung adalah Donat Madu Cihanjuang. Cihanjuang telah lama menjadi kata kunci dan rujukan bagi pencinta donat di Bandung dan sekitarnya.
Donat Madu Cihanjuang terletak di Jalan Cikutra No. 100 Bandung. Jajanan yang satu ini ada sejak 2010, dimulai dari lapak di Jalan Cihanjuang, Cimahi, menyebar dan menggurita sampai lebih dari 90 outlet di Bandung dan sekitarnya, bahkan di luar Kota Bandung. Dengan rasa yang khas dan topping yang unik, donat ini dibanderol dengan harga Rp5.500,00 per biji, sebuah harga yang sebanding dengan rasanya. Mau coba? Hati-hati ketagihan.

5.      Es Krim Rasa, Bernostalgia dalam Citarasa




Jika Anda hendak menyelami sejarah Bandung sembari menikmati citarasa kuliner zadul, es krim Rasa wajib masuk daftar kunjungan. Restoran ala zaman Belanda ini terletak di Jalan Tamblong, Kota Bandung. Es Krim Rasa bernama asli Hazen Shop & Café yang dibangun tahun 1936 ini kemudian berpindah kepemilikan dan berganti nama menjadi Rasa Bakery & Cafe.
Tempat yang terkenal akan es krimnya ini menawarkan beragam pilihan entrée, main course dan dessert. Dari mulai penganan ringan hingga makanan berat tersebut dapat dinikmati dari kisaran harga Rp30.000,00 sampai dengan Rp50.000,00 per porsi. Tak lupa kukis dan beragam kue basah siap memanjakan lidah. Es krim Rasa pun menyediakan versi kemasan modern sehingga praktis untuk Anda bawa pulang sebagai buah tangan keluarga tercinta di rumah.





6.      Farmhouse, Berselfie Sembari Memanjakan Lidah

 


Bandung sudah lama menjadi destinasi wisata, baik wisata alam maupun wisata swafoto. Salah satu objek yang menjadi andalan berswafoto ria adalah Farmhouse. Destinasi yang terletak di Lembang ini menyajikan tempat-tempat yang ikonik dan eye cathing untuk berfoto, baik sendirian maupun beramai-ramai dengan kerabat dan sahabat. Selain menjadi tujuan selfie, Farmhouse juga dilengkapi dengan jajaran kuliner yang siap memanjakan lidah Anda. Salah satunya adalah nasi goreng dengan campuran susu kambing dan berbagai olahan beragam susu khas dataran tinggi Lembang.
Objek wisata yang tepatnya beralamat di Jalan Raya Lembang Nomor 108, Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung, ini tak pernah sepi pengunjung. Wisatawan yang biasanya rombongan bus dari luar kota, selalu berbondong-bondong datang dan pergi, keluar-masuk Farmhouse. Mereka berebut dan antre swafoto di titik-titik favorit, salah satunya adalah rumah Hobbit yang terkenal via layar lebar. Di Farmhouse juga terdapat mini zoo yang akan menjadi tempat bermain yang asyik bagi buah hati para pengunjung.
Setelah capai berkeliling swafoto dan menikmati sejuknya udara Lembang, pengunjung bisa menikmati berbagai sajian kuliner di sana. Tentu saja yang paling familiar adalah berbagai macam olahan susu khas Lembang, di antaranya susu segar, yoghurt, hingga keju. Dengan perpaduan keindahan, kesejukan, dan kesegaran di Farmhouse, pengunjung mendapatkan kesehatan jiwa dan raga, lidah dimanja sekaligus cuci mata.
7.      Gorengan Cendana, Cemilan Sederhana Tiada Dua




Ini gorengan bukan sembarang gorengan, tapi ini gorengan cendana. Gorengan yang berdiri sejak 1977 ini telah menjadi ikon dalam dunia kuliner proletariat di Kota Bandung. Lapak yang berjualan sejak pukul 15.00 sampai 20.00 WIB ini menyajikan berbagai jenis camilan berbahan dasar tepung. Di gerobak yang berada di ruas Jalan Bengawan, Bandung, tepatnya di perempatan lampu lalu lintas Taman Pramuka, ini dijual beberapa makanan yang akrab menjadi teman minum teh atau kopi, antara lain pisang goreng, tahu isi (gehu), comro, tempe goreng/mendoan, bala-bala, gorengan kacang hijau, dan molen. Citarasa yang ditawarkan gorengan ini tidak seperti gorengan lainnya. Harganya pun sangat bersahabat di kantong. Hal-hal inilah yang menjadi alasan kuat penggemar gorengan rela antre demi gorengan yang lezat memanjakan lidah ini. Bahkan pada saat ngabuburit pada Bulan Ramadhan, di depan gorengan Cendana dipastikan antrean memanjang, sampai-sampai berakibat macet.


8.      H. Isan, Rasa Batagornya Tak Terlupakan

 


Kuliner baso tahu goreng—alias batagor—memang tidak lepas dari hidangan khas Kota Kembang. Salah satu batagor yang masih eksis dari zaman baheula adalah H. Isan. Di samping batagor-batagor lain yang menawarkan rasa prima namun dengan harga yang lumayan mahal, batagor H. Isan melenggang dengan rasa dan harga yang terjangkau. Dibanderol dengan harga Rp15.000,00 per porsi, batagor H. Isan menawarkan beragam komposisi menu. Selain batagor dengan bumbu kacang, Anda dapat menikmati batagor kuah, mie bakso dan yamin, plus potongan kelezatan yang tiada tara. Warung batagor yang berdiri sejak tahun 1970-an ini  tersebar di berbagai titik di Bandung. Dari sudut di Jalan PHH. Mustofa, Cikutra, sampai di setiap sudut kota Bandung yang strategis, Anda akan menemukan batagor H. Isan. Cukup buka aplikasi navigasi lalu meluncurlah ke salah satunya. Dan besiaplah menyeruput kuah batagor nan gurih di Bandung sehabis diguyur hujan. Lekker pisan euy!




9.      Ibu Imas, Warteg A la Sunda



 



Berkeliling di Kota Bandung membuat perut cepat berontak. Di kala lapar dahaga melanda, Warung Ibu Imas adalah pilihan tepat. Kedai yang berada di Jalan Balong Gede dekat dengan Alun-Alun Bandung ini selalu ramai diserbu konsumen, terutama di waktu makan siang dan makan malam. Beragam pilihan menu a la Sunda dapat anda nikmati di sini. Dari mulai sayuran, daging, pepes, dan tak lupa lalapan juga sambal khas Ibu Imas menunggu anda cicipi. Satu hal yang spesial di warteg A la Sunda ini adalah karedok leunca pedas menggoda. Ssst… ada menu rahasia yang hanya pegawai dan Anda saja yang tahu. Pesanlah sop kikil yang tidak ada di menu. Segera semangkuk panas terhidang di depan Anda dengan bawang goreng dan potongan kikil lembut siap Anda lumat. Jangan khawatir kehabisan karena dari sekian banyak Warung Ibu Imas di sepanjang jalan Balong Gede, ada satu warung yang buka 24 jam!





10.  Jando, Sate Lemak Terenak

 


Sate menjadi makanan favorit di seluruh penjuru Nusantara. Makanan berbahan dasar daging ayam, sapi, maupun kambing ini sudah lama menjadi idola di kalangan penikmat kuliner.
Jando di dalam bahasa Sunda berarti lemak. Kata ini melekat bukan tanpa makna. Sate jando yang membuka lapak di Jalan Diponegoro ini memang penuh dengan lemak di setiap lilitan daging sapi pilihan. Sate yang hanya buka pada siang hari di sekitaran Gasibu Bandung ini selalu dipadati penikmat kuliner panggangan daging. Walaupun terletak di pinggir jalan, tepatnya di belakang Gedung Sate Bandung, tidak mengurangi antusias para pembeli. Suatu keasyikan tersendiri ketika kita makan bercengkrama di pinggir jalan, berkursikan plastik sambil larak-lirik sama mojang Bandung yang cantik nan geulis pisan. Awas, bumbu sate perpaduan bumbu pecel dan jeruk nipis di sate jando tumpah di celana!





Tips Berkeliling Surga Kuliner di Bandung
Jika Anda hendak merasakan pengalaman tabula rasa di surganya kuliner, jelajahilah Bandung! Kota yang menyajikan kecantikan lanskap pegunungan, dilengkapi dengan indahnya kota apalagi kala malam hari rembulan terang benderang, disempurnakand dengan sajian wisata kuliner yang tiada duanya dan tak ada hentinya. Berikut tips dan trik mudah dalam menjelajahi petualangan rasa wisata kuliner Bandung:
1.      Sesuaikan budget di kantong.
Jika Anda pekerja kantoran dan sedang di awal bulan, bolehlah sekali-kali memanjakan lidah dengan makanan yang tak biasa. Bisa dicoba seporsi es krim “Rasa” yang harganya tak biasa, atau bahkan mencoba kafe-kafe yang menjamur di bilangan Dago Atas, yang tak hanya menyodorkan kuliner khas, juga menyajikan pemandangan Kota Bandung dari sudut pandang yang berbeda.
Atau Anda sedang bokek di akhir bulan? Tenang, ada pilihan gorengan Cendana yang harganya bersahabat dengan kantong. Pilihannya pun tak monoton, ada yang gurih asin ada juga yang manis. Pokoknya, sesuaikan isi kantong Anda dengan jelajah kuliner apa yang ingin Anda rasakan.
2.      Cari informasi detail sebelum penjelajahan dimulai.
Di era serba digital seperti sekarang ini, semua hal bisa dicari hanya dengan mengandalkan ujung jari. Ya, hanya dengan bermodalkan gawai, Anda bisa mencari tahu seribu satu hal tentang kuliner di Bandung. Sudah banyak review atau sekadar cuap-cuap warganet dan juga blogger mengenai surga kuliner di Bandung. Seperti yang sedang Anda nikmati saat ini. Dengan mencari tahu terlebih dahulu, Anda tak perlu was-was tentang makanan yang akan Anda cicipi. Selamat berselancar di dunia maya dan berlanjut di surga kuliner Bandung!
3.      Urutkan rencana perjalanan kuliner dengan matang.
Dengan makin ramainya pemberitaan dan review mengenai Kota Bandung, maka semakin ramai pula lalu lintas Bandung. Hal ini berakibat macet terjadi kapan pun, di mana pun. Bisa dipastikan, akhir pekan di Kota Bandung akan dihiasi dengan kemacetan di mana-mana, terutama di pusat-pusat wisata, perbelanjaan, hingga surga kuliner di Bandung. Oleh karena itu, perlu dibuat perencanaan yang matang dalam menjelajahi wisata kuliner Bandung. Tentu saja agar hal ini tidak membuat waktu kita terbuang sia-sia, serta lidah dan perut kita terpenuhi dahaga akan kuliner yang tak terlupakan.
4.      Nikmati bersama dengan orang terkasih.
Menikmati citarasa kuliner Bandung tak akan lengkap jika tidak ditemani orang terkasih. Dengan adanya orang terkasih di samping kita, akan semakin membuat makanan dan jajanan yang dinikmati akan semakin berkesan dan membekas di indera pengecap dan memori kita. Bersama dengan orang terkasih pula, kita bisa berbagi rasa dan berdiskusi tentang aneka macam sajian kuliner yang ada di Kota Bandung.
5.      Last but not the least, dokumentaskan!
Terakhir, foto dan dokumentasikan penjelajahan kuliner di Bandung. Bagikan pengalaman Anda dalam menikmati destinasi kuliner di ibukota Jawa Barat ini. Biarkan warganet di Instagram, Twitter, Facebook, bahkan Youtube, ikut merasakan kenikmatan yang Anda rasakan.




















BIODATA PENULIS
1.      Nama                                       : Mustofa, S. Hum.
2.      Tempat, Tanggal Lahir            : Jepara, 18 Agustus 1982
3.      Alamat sesuai KTP                  : Kp. Petelan No. 907, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang
4.      Alamat Domisili                      : Kompleks DU No. F20C, Bumi Asri 3, Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung
5.      Pekerjaan                                 : Guru SMP-SMA Pribadi Bilingual Boarding School
6.      No. KTP                                  : 33740318088820001
7.      No. HP                                    : 081210535182
8.      Alamat Email                          : lailymustov@gmail.com
9.      Nomor Rekening                     : Bank BNI Syariah 0582676836 atas nama Mustofa


The Memorable Day At BloggerDay 2019 Bandung: dari Trans Studio hingga Crowne Plaza!

Habis Friday pastilah Saturday Pas Saturday bersama yang tersayang Dapat undangan dari BloggerDay Bikin hati girang melayang-layang...