Minggu, 30 Desember 2018

Wakil Rakyat Cerminan Rakyat?


Wakil rakyat. Apa gerangan arti dari dua kata tersebut? Menurut KBBI, wakil dapat diartikan sebagai orang yang dikuasakan menggantikan orang lain. Sedangkan rakyat, dapat diartikan sebagai penduduk suatu negara. Lalu, keduanya pun digabung dan diartikan menjadi orang-orang yang duduk sebagai anggota badan perwakilan rakyat. Dalam hal ini merujuk kepada anggota DPR dan DPD.
Namun nyatanya, dewasa kini. Sudah tak asing lagi bagi kita mendengar dan melihat, berbagai peristiwa yang tentunya bertolak belakang dengan apa yang kita semua harapkan kepada mereka yang kita tunjuk untuk mewakili suara kita demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan dan negara yang sesuai dengan cita-cita bangsa.

Kasus korupsi sudah tak lagi terhitung jumlahnya. Dari ranah desa, hingga kompleks parlemen. Bahkan, orang yang sudah terjerat korupsi pun ingin kembali menjadi wakil rakyat. Menurut data ICW (Indonesia Corruption Watch), hanya selama 6 bulan pertama di tahun 2018 ini, sudah tercatat sebanyak 139 kasus korupsi dengan 351 orang ditetapkan sebagai tersangka. Belum lagi jika ditambahkan dengan kasus baru-baru ini, seperti kasus DPRD Malang dan kasus Wakil Ketua DPR RI. Adapun kerugian negara akibat dari kasus-kasus ini selama 6 bulan pertama, tercatat sudah Rp1,09 triliun. Staf investigasi ICW Wana Alamsyah mengungkapkan bahwa kasus-kasus tersebut bermotif penyalahgunaan wewenang, penggelembungan dana, tindakan suap, pungutan liar, penggelapan, dan laporan fiktif.

Dari data di atas, apa yang dapat disimpulkan? Merugikan negara tentu saja, bermiliar hingga bertriliun bagai semut di pelupuk mata . Namun, yang harus kita garisbawahi di sini adalah motif-motifnya. Berbau kepentingan semua bukan? Mau itu kepentingan pribadi, maupun golongan.
Kembali ke definisi awal, wakil rakyat itu sudah sepantasnya mewakili rakyat, mewakili keinginan dan kehendak rakyat secara umum, bukan “mewakili” diri sendiri serta golongan berkepentingan.

Lantas, apa yang “semestinya” dilakukan? Masalah apa pun itu, agar penyelesaiannya efektif hendaklah ditinjau dari akarnya terlebih dahulu. Dalam masalah ini apa yang menjadi akarnya? Ya, akarnya adalah rakyat itu sendiri. Wakil rakyat pastinya merupakan rakyat juga. Jika dari akarnya (rakyat) saja sudah memprihatinkan, bagaimana dengan tubuh utuhnya?. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita sebagai rakyat untuk bergerak dengan cara memperbaiki kualitas kita.

Melihat dari akarnya pula, yaitu adalah adab dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Dalam hal adab, kita semestinya melestarikan budaya bangsa kita, yang di antaranya adalah sopan, santun, gotong royong, dan musyawarah. Dalam IPTEK, kita harus meningkatkan tingkat literasi kita yang menurut website www.ccsu.edu/wmln, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Sehingga dengan membaiknya dua sektor tersebut, kita akan melangkah menjadi negara maju dan bangsa yang besar yang tentu saja bebas korupsi.


           
           
           
           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Memorable Day At BloggerDay 2019 Bandung: dari Trans Studio hingga Crowne Plaza!

Habis Friday pastilah Saturday Pas Saturday bersama yang tersayang Dapat undangan dari BloggerDay Bikin hati girang melayang-layang...