Keberhasilan
Gregoria mencapai babak semifinal Denmark Open 2018 menuai banyak pujian. Di
babak perempat final, Gregoria harus bermain tiga set saat melawan wakil
Denmark, Line HĂžjmark Kjaersfeldt sebelum berhasil mengalahkannya dengan skor
akhir 20-22, 21-19, 21-13. Dengan
capaian ini, Gregoria menjadi pemain tunggal putri Indonesia pertama yang
mencapai babak semi final di Denmark Open (Super 750 / Superseries Premier).
Walaupun pada akhirnya ia harus takluk di laga semi final dari pemain tunggal
putri India, Saina Nehwal dengan skor 11-21, 12-21.
Meskipun
mengalami kekalahan di laga semi final, performa Gregoria dapat dibilang cukup
memuaskan dilihat dari segi penampilannya, ditambah dengan cedera punggung yang
sempat mengganggunya pada laga babak kedua membuatnya bermain kurang maksimal.
Gadis yang akrab disapa Jorji ini selalu menunjukkan peningkatan performa di
setiap pertandingan yang ia lakoni. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI,
Susi Susanti berkomentar terhadap kiprah Jorji di Denmark Open 2018.
“Pencapaian ini bukan Cuma motivasi bagi Gregoria, tetapi juga untuk tunggal
putri lain. Gregoria mungkin bisa menempatkan diri di kalangan elite dunia.
Gregoria bisa menembus target masuk 20 besar saat ini. Mungkin, dia bisa masuk
15 besar pada akhir tahun ini. Dia akan menjadi andalan di sektor tunggal putri karena banyak pemain
senior yang sudah pensiun,” kata Susi Susanti kepada wartawan di Pendopo Kantor
Bupati Kudus, Sabtu (20/10/2018).
Gregoria
sendiri saat ini masih dalam tahap penyembuhan pasca cedera yang dialaminya
saat melawan Akane Yamaguchi di French Open 2018. Saat skor menunjukkan 6-11
untuk keunggulan Akane, Gregoria memutuskan untuk mundur dari pertandingan
karena ia mengalami cedera pinggang. Cedera ini mulai dialaminya saat
bertanding di babak kedua Denmark Open 2018 melawan Mia Blichfeldt. "Sejauh
ini mau dilihat dulu kondisinya seperti apa, kalau memungkinkan ya main di
Jerman, kalau tidak memungkinkan ya harus mundur. Sekarang mau coba diterapi
dulu dan lihat sejauh mana perkembangannya," kata Minarti Timur, Kepala
Pelatih Tunggal Putri PBSI yang mendampingi Gregoria.
Menurut
ranking BWF terbaru, Gregoria sudah
berhasil menembus 15 besar dunia. Hal ini tentu sangat baik bagi perkembangan
Gregoria sendiri mengingat umurnya yang masih 19 tahun. Gregoria harus tetap
konsisten dan terus berbenah agar dapat mempertahankan performa gemilangnya.
Sejauh ini, belum ada regenerasi yang baik dan andalan dari sektor tunggal putri Indonesia.
Berbeda dengan ganda putra yang hampir tiap generasi mampu mencetak pasangan
unggul, seperti yang terbaru adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Gideon.
PBSI
dan semua masyarakat Indonesia tentu berharap Gregoria kelak dapat menjadi
andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Indonesia sangat merindukan sosok
seperti Susi Susanti yang haus akan prestasi dengan salah satu prestasi
gemilangnya, yaitu mampu meraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona
saat usianya masih 21 tahun dan bukan tidak mungkin Gregoria dapat mengulang
prestasi tersebut di Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang. Dukungan dari
seluruh negeri akan sangat berpengaruh, bukan hanya untuk Gregoria tetapi juga
untuk kebangkitan tim bulutangkis Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar