Minggu, 30 Desember 2018

Gregoria Mariska Tunjung: Harapan Baru Setelah Lama Menunggu


Keberhasilan Gregoria mencapai babak semifinal Denmark Open 2018 menuai banyak pujian. Di babak perempat final, Gregoria harus bermain tiga set saat melawan wakil Denmark, Line HĂžjmark Kjaersfeldt sebelum berhasil mengalahkannya dengan skor akhir 20-22, 21-19, 21-13.  Dengan capaian ini, Gregoria menjadi pemain tunggal putri Indonesia pertama yang mencapai babak semi final di Denmark Open (Super 750 / Superseries Premier). Walaupun pada akhirnya ia harus takluk di laga semi final dari pemain tunggal putri India, Saina Nehwal dengan skor 11-21, 12-21.

Meskipun mengalami kekalahan di laga semi final, performa Gregoria dapat dibilang cukup memuaskan dilihat dari segi penampilannya, ditambah dengan cedera punggung yang sempat mengganggunya pada laga babak kedua membuatnya bermain kurang maksimal. Gadis yang akrab disapa Jorji ini selalu menunjukkan peningkatan performa di setiap pertandingan yang ia lakoni. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susi Susanti berkomentar terhadap kiprah Jorji di Denmark Open 2018. “Pencapaian ini bukan Cuma motivasi bagi Gregoria, tetapi juga untuk tunggal putri lain. Gregoria mungkin bisa menempatkan diri di kalangan elite dunia. Gregoria bisa menembus target masuk 20 besar saat ini. Mungkin, dia bisa masuk 15 besar pada akhir tahun ini. Dia akan menjadi andalan  di sektor tunggal putri karena banyak pemain senior yang sudah pensiun,” kata Susi Susanti kepada wartawan di Pendopo Kantor Bupati Kudus, Sabtu (20/10/2018).

Gregoria sendiri saat ini masih dalam tahap penyembuhan pasca cedera yang dialaminya saat melawan Akane Yamaguchi di French Open 2018. Saat skor menunjukkan 6-11 untuk keunggulan Akane, Gregoria memutuskan untuk mundur dari pertandingan karena ia mengalami cedera pinggang. Cedera ini mulai dialaminya saat bertanding di babak kedua Denmark Open 2018 melawan Mia Blichfeldt. "Sejauh ini mau dilihat dulu kondisinya seperti apa, kalau memungkinkan ya main di Jerman, kalau tidak memungkinkan ya harus mundur. Sekarang mau coba diterapi dulu dan lihat sejauh mana perkembangannya," kata Minarti Timur, Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI yang mendampingi Gregoria.

Menurut ranking BWF terbaru, Gregoria sudah berhasil menembus 15 besar dunia. Hal ini tentu sangat baik bagi perkembangan Gregoria sendiri mengingat umurnya yang masih 19 tahun. Gregoria harus tetap konsisten dan terus berbenah agar dapat mempertahankan performa gemilangnya. Sejauh ini, belum ada regenerasi yang baik dan  andalan dari sektor tunggal putri Indonesia. Berbeda dengan ganda putra yang hampir tiap generasi mampu mencetak pasangan unggul, seperti yang terbaru adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Gideon.

PBSI dan semua masyarakat Indonesia tentu berharap Gregoria kelak dapat menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Indonesia sangat merindukan sosok seperti Susi Susanti yang haus akan prestasi dengan salah satu prestasi gemilangnya, yaitu mampu meraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona saat usianya masih 21 tahun dan bukan tidak mungkin Gregoria dapat mengulang prestasi tersebut di Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang. Dukungan dari seluruh negeri akan sangat berpengaruh, bukan hanya untuk Gregoria tetapi juga untuk kebangkitan tim bulutangkis Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Memorable Day At BloggerDay 2019 Bandung: dari Trans Studio hingga Crowne Plaza!

Habis Friday pastilah Saturday Pas Saturday bersama yang tersayang Dapat undangan dari BloggerDay Bikin hati girang melayang-layang...