Minggu, 30 Desember 2018

Kopi Tanah Air Tercium Sampai Prancis


Wanginya cerita tentang kopi Indonesia yang bercita rasa tinggi dan nikmat sudah tidak asing lagi di mata dunia, bahkan kopi Indonesia sudah punya tempat tersendiri di hati para pecinta kopi, paling tidak ada dua hal yang membuat kopi Indonesia laku di pasar global. Pertama adalah cita rasanya yang tinggi, kedua adalah variasi yang beragam dengan cita rasa yang berbeda setiap variasi.
Berkat keberhasilan beberapa produsen kopi tanah air yang meraih penghargaan AVPA Gourment di Paris, Prancis pada tanggal 2 Oktober 2018, peluang kopi tanah air untuk diekspor ke mancanegara semakin lebar terbuka.
AVPA  atau Agency for the Valorization of the Agricultural Products merupakan organisasi di Prancis yang bertujuan untuk membantu produsen pertanian memasarkan produknya, terutama di daerah Eropa.
Setidaknya ada 170 produsen kopi dari berbagai negara mengikuti kompetisi AVPA. Country Manager AVPA untuk Indonesia, Annelis Putri, menyebutkan bahwa Presiden Juri, André Rocher, terkejut saat mencoba kopi Indonesia. Bagaimana tidak? Dengan kualitas kopi yang bervariasi dan kualitas roasting yang sangat baik, kopi andalan dari Indonesia berani bersaing dengan ratusan kompetitor dari seluruh dunia.
Berkat keunggulan ini, 23 kopi Indonesia dari 11 produsen, sukses meraih penghargaan dalam kompetisi tersebut. Indonesia menjadi negara kedua dengan penghargaan terbanyak setelah Kolombia (dengan 25 penghargaan untuk 14 produsen).
Akan tetapi, di balik apresiasi kopi Indonesia di dunia internasional, ada kekhawatiran yang menghantui masa depan kopi tanah air. Bukan soal cita rasanya, tetapi lebih pada rendahnya produksi kopi dengan sempitnya lahan untuk menanam kopi.
Memang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan eksportir kopi terbesar di dunia dengan produksi mencapai 630.000 ton per tahun dengan tujuan utama Amerika Serikat, Malaysia, Jerman, Italia, Rusia, dan Jepang. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia atau AEKI mencatat, nilai ekspor kopi yang terbilang fantatis. Per tahunnya bisa mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar 16,8 triliun Rupiah.
Namun ada ketimbangan antara pertumbuhan konsumsi kopi nasional dengan tingkat produksi kopi. Konsumsi kopi dalam lima tahun terakhir meningkat sebesar 8,8% per tahunnya, sedangkan produksinya jauh tertinggal, hanya sebesar 0,3% per tahunnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa perlu langkah strategis untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya memperluas lahan untuk menanam kopi, ini penting karena ketika konsumsi kopi terus naik sedangkan lahan malah stagnan, maka tidak akan seimbang antara suplai dengan permintaan, untuk itu luas lahan petani harus ditingkatkan.
Selain masalah lahan, rendahnya produktivitas menjadi masalah lain. Petani Indonesia saat ini baru bisa memproduksi kopi sekitar 0,53 ton per hektar dari total potensi sebesar 2 ton.
Dua masalah serius ini harus segera dicarikan solusinya, karena jika tidak dalam jangka panjang, walaupun hanya beberapa tahun ke depan  mungkin saja negara yang kaya dengan aneka jenis kopi ini akan jadi pengimpor. Tentu kondisi ini tidak diinginkan kerena negeri ini memiliki lahan luas nan subur untuk ditanami kopi dengan segala keanekaragaman jenis kopi yang tidak ternilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Memorable Day At BloggerDay 2019 Bandung: dari Trans Studio hingga Crowne Plaza!

Habis Friday pastilah Saturday Pas Saturday bersama yang tersayang Dapat undangan dari BloggerDay Bikin hati girang melayang-layang...