Kasus panas yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan yang
belum terungkap siapa dalang dari penyiraman misterius, telah sampai pada hari ke-500. Pada tanggal 11 April 2017
lalu Novel Baswedan disiram air keras (Asam
Sulfat) saat hendak pulang ke rumah
selepas sholat subuh oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Peristiwa itu terjadi sekitar 30
meter dari pintu masjid di dekat rumah Novel. Sambil berteriak minta tolong,
Novel kembali ke masjid. Karena gelap dan tak dapat melihat, penyidik KPK itu
menabrak pohon nangka di depan rumah Ketua RT 003 RW 010, Wisnu Broto.
Novel menegaskan
penyerangan terhadap KPK bukan hanya sekali, bukan hanya terhadap dirinya. Dia
pun membahas mengenai serangan terhadap safe
house KPK. “saya sampaikan dengan jelas bahwa penyerangan ini bukan
satu kali. Ada ancaman pembunuhan pegawai KPK dan itu direct dan ada serangan lainya seperti menyerang safe house KPK, ada penculikan pegawai
KPK dan itu diduga dilakukan pihak pihak yang sama. Ini harus diungkap,"
jelasnya.
Menurut Novel, Presiden RI harus menaruh perhatian atas insiden ini dan segera mengungkap semuanya. Novel kembali mengingatkan soal penyerangan terhadap pegawai KPK adalah persoalan serius. "Saya berharap dengan ini jadi perhatian ke depan Presiden RI, maka setidaknya nggak terjadi lagi di KPK dan ini harus diungkap semuanya. Saya pernah sampaikan setidaknya ada dua kali pegawai KPK diculik dan itu tidak dianggap sebagai masalah, itu hal serius, dan banyak lagi masalah lain yang pernah saya sampaikan," tutur Novel.
Menurut Novel, Presiden RI harus menaruh perhatian atas insiden ini dan segera mengungkap semuanya. Novel kembali mengingatkan soal penyerangan terhadap pegawai KPK adalah persoalan serius. "Saya berharap dengan ini jadi perhatian ke depan Presiden RI, maka setidaknya nggak terjadi lagi di KPK dan ini harus diungkap semuanya. Saya pernah sampaikan setidaknya ada dua kali pegawai KPK diculik dan itu tidak dianggap sebagai masalah, itu hal serius, dan banyak lagi masalah lain yang pernah saya sampaikan," tutur Novel.
Koordinator
juru bicara pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Dahnil
Anzar Simanjuntak, mengaku
turut meramaikan tagar di media sosial yaitu #500HariNovelDiserang sebagai
pengingat bahwa negara atau aparat keamanan masih belum bisa menemukan pelaku,
aktor sekaligus dalang dari penyerangan Novel Baswedan. Hal tersebut sengaja
dikemukakan oleh Dahnil agar masyarakat tahu masih banyak kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia (HAM) di rezim Joko Widodo yang tak kunjung usai dan tak berani
diusut atau diungkapkan.
Ambisi
Presiden Joko Widodo yang menggembor-gemborkan persoalan infrastruktur mengalahkan banyak kasus
yang harusnya diusut serta dirampungkan mengenai banyak hal seperti kasus
korupsi, ekonomi yang terombang-ambing oleh berita oposisi maupun pro
pemerintah dan rakyat yang mampu seharusnya bisa
menelaah dan membantu proses peningkatan ekonomi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar