Sebagai salah satu
olahraga terpopuler di Indonesia, sudah semestinya sepakbola menjadi hiburan
bagi seluruh lapisan masyarakat. Baik dari pengemis, tukang ojek, penjaga
warung, satpam, maupun seorang pejabat negara pun memiliki interest
yang
sama untuk bisa dapat menikmati sepakbola.
Tetapi, pada
kenyataannya kondisi sepakbola di Indonesia saat ini bisa dibilang sedang sakit yang sangat akut.
Mengapa sepakbola tidak dapat berkembang dengan baik di Indonesia? Hal tersebut
dipengaruhi oleh banyak hal. Baik dari masyarakat, supporter, klub sepakbola
itu sendiri, atau bahkan para oknum di luar sana yang menggunakan sepakbola
menjadi “kendaraan” politik.
Pernyataan cukup
mengejutkan datang dari mantan
bintang pemain Timnas Indonesia, Rochy Putray. Selepas gantung sepatu,
Rochy mengaku enggan menonton sepakbola Indonesia karena tim juara sudah
ditentukan sebelum kompetisi resmi bergulir. Hal tersebut membuat pecinta sepakbola khususnya sepakbola Indonesia ingin
mengetahui lebih lanjut apa yang Rochy maksud dengan pernyataan kontroversial tersebut.
Seperti yang kita ketahui, saat ini Edy Rahmayadi memiliki
rangkap jabatan yaitu sebagai Ketua Umum PSSI, dan juga menjabat sebagai
Gubernur Sumatera Utara. Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dari
masyarakat. Bukankah terdapat pasal yang memuat kepala daerah tidak boleh
memegang jabatan di organisasi olahraga? Namun banyak juga lapisan masyarakat
yang menuding bahwa hal tersebut dilakukan oleh Edy hanya karena “gila jabatan”
atau “gila materi”. Dan dampaknya
banyak
yang merasa kurang puas terhadap kinerja Edy selama ini.
Salah satu hal yang
paling menarik yaitu pada saat Edy Rahmayadi di wawancarai oleh Aiman
Witjaksono, wartawan Kompas TV. Saat itu Aiman menanyakan mengenai bagaimana
kinerja Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI sedangkan di saat yang bersamaan ia menjabat sebagai
Gubernur Sumatera Utara, Edy
Rahmayadi dengan enteng menjawab
“Apa urusan Anda
menanyakan itu?” Hal tersebut menambah kecurigaan pecinta sepakbola di
Indonesia bahwa Edy Rahmayadi merupakan seseorang yang “gila jaabatan”.
Menurut saya, sudah
menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mengawasi kinerja PSSI. Apabila tidak
diawasi, bisa saja PSSI bekerja semena-mena, tidak fokus, dan cenderung serampangan.
Yang paling harus diawasi oleh pemerintah adalah ke mana larinya uang denda pelanggaran yang
diterima PSSI dari baik klub sepakbola, pemain, maupun supporter.
Dengan pengawasan dari berbagai pihak terutama pemerintah RI, diharapkan
kinerja PSSI makin membaik dan akan berdampak dengan meningkatknya prestasi tim
nasional Indonesia di kancah internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar